Australia Tekan China di Tengah Perang Rusia dan Ukraina, Dahsyat

07 Maret 2022 14:58

GenPI.co - Perdana Menteri Australia Scott Morrison menekan China agar bertindak sejalan dengan pernyataannya tentang perdamaian dunia dan bergabung dengan upaya global untuk menghentikan invasi Rusia di Ukraina.

"China sejak lama telah menyatakan (mereka) memiliki peran sebagai salah satu kekuatan besar dunia dan menjadi penyumbang perdamaian dan stabilitas global. Tak ada negara yang punya pengaruh lebih besar dalam mengakhiri perang mengerikan di Ukraina ini daripada China," kata Morrison saat menanggapi pertanyaan setelah pidatonya di wadah pemikir Lowy Institute, dilansir dari Reuters, Senin (7/3/2022).

Morrison mengaku kecewa dengan sikap diam China perihal invasi Rusia di Ukraina.

BACA JUGA:  Saat Perang Rusia dan Ukraina, China Bawa Angin Segar ke Dunia

"Saya (berusaha) mendengarkan suara pemerintah China yang mengutuk aksi Rusia dan hanya ada keheningan yang mengerikan," ungkap dia.

Morrison menyatakan serangan itu sebagai pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan contoh terkini rezim otoriter yang berusaha menentang status quo lewat ancaman dan kekerasan.

BACA JUGA:  Di Tengah Perang Rusia dan Ukraina, Langkah China Kejutkan Dunia

"Tak ada keraguan Tuan Putin tidak mendapatkan apa yang dia inginkan," kata Morrison.

Dia juga menilai Putin melebih-lebihkan kemampuannya dalam perang ilegal tersebut.

BACA JUGA:  China Ngamuk ke Amerika Serikat, Perang Rusia dan Ukraina Panas

"Dari cara dia mengirim anak muda wajib militer ke medan tempur, saya tidak melihat hal itu beresonansi dengan baik di Rusia," tegas Morrison.

Dirinya memperkirakan adanya resistensi di Ukraina yang terus tumbuh seiring waktu.

"Saya pikir setiap raihan yang bisa direbut (Rusia) akan menjadi sangat sulit untuk dipertahankan," jelasnya.

Morrison turut mengeklaim tatanan dunia terancam oleh "busur otokrasi".

"Busur otokrasi yang baru sedang diarahkan untuk menantang dan mengubah tatanan dunia dengan citranya sendiri," tandas Morrison.

Sebelumnya, China memang menolak menyebut serangan Rusia ke Ukraina sebagai invasi, seraya meminta negara-negara Barat untuk menghormati langkah Vladimir Putin.

Rusia melabeli tindakannya di Ukraina sejak 24 Februari itu dengan istilah "operasi militer khusus" dan mengatakan tidak bermaksud untuk menduduki Ukraina.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co