AS Minta Kembalikan Sandera, Perjanjian Nuklir dengan Iran Buntu

26 Januari 2022 09:25

GenPI.co - Kesepakatan untuk mengembalikan perjanjian nuklir 2015 antara Iran dan Amerika Serikat (AS) berpotensi menemui jalan buntu.

Pasalnya, Washington menuntut Teheran membebaskan 4 warga AS yang dipercaya  disandera Iran sebagai salah satu prasyarat perjanjian itu.

Pemimpin perunding nuklir AS Robert Malley mengatakan kepada Reuters, Minggu (23/1), masalah empat orang yang ditahan di Iran itu terpisah dari negosiasi nuklir.

BACA JUGA:  Korea Utara Kembali Menebar Teror, 2 Rudal Jelajah Memelesat

Namun, dia menegaskan bahwa pembebasan mereka adalah prasyarat untuk perjanjian nuklir.

“Sangat sulit bagi kami untuk membayangkan kembali ke perjanjian nuklir sementara empat orang Amerika yang tidak bersalah masih disandera oleh Iran,” ucap Malley dalam sebuah wawancara.

BACA JUGA:  Laut China Selatan Minta Tumbal, Jet Tempur F-35C AS Jadi Korban

AS sendiri tengah terlibat dalam pembicaraan tidak langsung di Wina untuk mengembalikan kembali perjanjian nuklir 2015 yang dikenal secara resmi sebagai Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).

Perjanjian itu runtuh pada 2018 setelah Presiden AS saat itu Donald Trump menarik diri dan menimpa Iran dengan sejumlah sanksi.

BACA JUGA:  Situasi Gawat di Korea Selatan, Rekor Harian Karena Omicron

Teheran menanggapi tindakan AS dengan meningkatkan aktivitas penguraian sekaligus pemurnian uranium.

Dalam beberapa tahun terakhir, Pengawal Revolusi elit Iran telah menangkap puluhan orang asing dan mereka yang berwarga negara ganda.

Sebagian besar atas orang-orang tersebut ditahan dengan tuduhan spionase dan terkait keamanan.

Kelompok-kelompok hak asasi menuduh Iran menggunakan para tahanan untuk memperoleh posisi tawar secara diplomatik.

Sementara itu negara-negara Barat telah lama menuntut agar Teheran membebaskan warga mereka, yang mereka katakan telah dijadikan tahanan politik.

Teheran membantah telah menahan orang karena alasan politik.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co