GenPI.co - Ada warning Raja Salman yang bikin kaget. Sasarannya Iran. Warning yang keluar kerasnya ampun-ampunan.
Raja Salman terlihat serius. Raut mukanya terlihat tegang. Iran terang-terangan diminta patuh.
Semua uneg-unegnya dibuka lebar. Poin kritisnya disampaikan dalam sebuah pidato di Komite Shoura Saudi, Rabu (29/12/2021).
Pesan pentingnya langsung menohok. Dia meminta Negeri Mullah meninggalkan kebijakan destabilisasi dan agresi di kawasan.
Dia juga meminta Iran bekerja sama dalam mewujudkan perdamaian dan stabilitas kawasan Timur Tengah.
"Iran adalah negara tetangga Kerajaan. Kami berharap itu akan mengubah kebijakan dan perilaku negatifnya di kawasan dan beralih ke dialog dan kerja sama," katanya dikutip Arab News, Kamis (30/12/20210.
Arab Saudi serta sekutu Arab dan Baratnya menuduh Iran mendukung sejumlah milisi di kawasan yang bersitegang dengan pemerintah.
Itu termasuk Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman dan Hashd di Irak.
Program senjata nuklir Iran juga menjadi perhatian. Arab Saudi menilai ini akan membuat kawasan makin memanas.
"Kami mengikuti dengan sangat prihatin kebijakan rezim Iran. Yang mengganggu stabilitas keamanan dan stabilitas di kawasan," kata Raja Salman lagi.
Itu termasuk pembentukan dan dukungan milisi sektarian dan bersenjata, pengerahan kemampuan militer secara sistematis di negara-negara kawasan.
"Arab Saudi juga akan menindaklanjuti dukungan rezim Iran untuk milisi teroris Houthi, yang memperpanjang perang di Yaman, memperburuk krisis kemanusiaan di sana, dan mengancam keamanan Kerajaan dan kawasan," tambahnya.
Sebelumnya, Israel telah mengancam akan mengambil tindakan pencegahan.
Ada perang yang siap dimunculkan, kecuali negeri Ayatullah Khamenei menghentikan aktivitas pengayaan uranium.
Arab Saudi sebelumnya juga dilaporkan CNN International membangun rudal balistik sebagai tindakan menghalau nuklir Iran. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News