GenPI.co - Sebanyak 2 staf Save the Children termasuk dalam 35 orang yang yang hangus dibakar tentara Junta Myanmar pada Jumat (24/12) malam.
Hal itu dikonfirmasi oleh lembaga kemanusian itu pada Selasa (28/12). Jasad-jasad yang hangus itu ditemukan di Myanmar timur pada hari Sabtu.
“Dengan sangat sedih kami mengonfirmasi hari ini bahwa dua anggota staf Save the Children termasuk di antara sedikitnya 35 orang,” demikian pernyataan lembaga itu.
Save the Children juga menyebut bahwa korban kekejaman junta militer itu termasuk termasuk wanita dan anak-anak yang tewas.
Sebelumnya Save the Children mengatakan Sabtu malam bahwa dua staf Myanmar mereka turut "terjebak" dalam insiden itu dan hilang.
Keduanya telah melakukan perjalanan pulang setelah melakukan pekerjaan kemanusiaan di wilayah tersebut, kata badan amal itu dalam sebuah pernyataan.
PBB pada hari Minggu (26/12) juga telah mengeluarkan kecaman keras terkait peristiwa itu.
"Saya mengutuk insiden menyedihkan ini dan semua serangan terhadap warga sipil di seluruh negeri," kata Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan Martin Griffiths dalam sebuah pernyataan.
Dia menyerukan penyelidikan menyeluruh dan transparan untuk kekejian itu.
Sebelumnya pada hari Sabtu, foto-foto muncul di media sosial menunjukkan dua truk yang terbakar dan sebuah mobil di jalan raya di kotapraja Hpruso di negara bagian Kayah, dengan sisa-sisa tubuh hangus di dalamnya.
Seorang anggota kelompok PDF lokal mengatakan para pejuangnya telah menemukan kendaraan itu Sabtu pagi setelah mendengar militer telah menghentikan beberapa kendaraan di Hpruso setelah bentrokan dengan para pejuangnya di dekatnya pada hari Jumat.
“Ketika kami pergi untuk memeriksa di daerah pagi ini, kami menemukan mayat terbakar di dua truk. Kami menemukan 27 mayat," katanya kepada AFP tanpa menyebut nama, Sabtu.
Saksi lain yang tak mau disebutkan namanya juga mengeklaim menemukan 27 tengkorak mengatakan ada mayat lain yang tidak bisa dihitung.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News