PBB Keluarkan Alarm Bahaya, Kabar Buruk Bikin Semua Waspada

16 Desember 2021 05:50

GenPI.co - Mulai saat ini, seluruh dunia harus waspada. Sebab, Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization/WMO) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara resmi mengonfirmasi suhu tertinggi yang pernah tercatat di Kutub Utara.

Dampaknya akan sangat buruk bagi kehidupan makhluk di bumi ini. Karena mencairnya es di kutub, akan membuat air pasang dan suhu naik drastis.

Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Jenderal WMO Petteri Taalas yang diangkat dari laman livescience.

BACA JUGA:  Air Rebusan Mentimun Campur Jahe Dahsyat, Khasiatnya Tokcer

WMO mencatat suhu tertinggi mencapai 38 derajat celcius di kota Verkhoyansk, Siberia pada Juni 2020.

Di mana, suhu tertinggi yang tercatat di kota Verkhoyansk, Siberia, diukur pada puncak gelombang panas yang panjang.

BACA JUGA:  Air Rebusan Daun Seledri Campur Madu Cespleng, Bikin Terbelalak

Dalam catatannya, WMO mendapatkan fakta bahwa suhu di seluruh wilayah tersebut pada musim panas, rata-rata naik sekitar 10 derajat Celcius (18 derajat Fahrenheit) di atas temperatur normal.

"Catatan Arktik baru ini adalah salah satu dari serangkaian pengamatan yang dilaporkan ke Arsip Cuaca dan Iklim Ekstrem WMO. Untuk itu, WMO membunyikan lonceng alarm tentang perubahan iklim kita," jelas Petteri Taalas dikutip GenPI.co, Rabu (15/12).

BACA JUGA:  Air Rebusan Daun Salam Sangat Dahsyat, Kolesterol Bisa Ambrol

WMO mengatakan, panas yang ekstrem ini lebih cocok untuk Mediterania daripada Kutub Utara.

Gelombang panas merupakan faktor kunci dalam yang memicu kebakaran yang menghancurkan dan mendorong hilangnya es laut secara besar-besaran.

Kutub Utara memanas lebih dari dua kali rata-rata suhu global, menyebabkan beberapa perubahan ekstrem dalam iklim dan biomanya.

Hal ini akibat pembakaran lahan gambut yang kaya karbon, sehingga beberapa es paling tebal di Kutub Utara pecah dan pencairan lapisan es.

Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa suhu Arktik yang melonjak dapat menyebabkan kematian beruang kutub pada akhir abad ini.

Kutub Utara bukan satu-satunya bagian dunia yang mengalami suhu yang memecahkan rekor.

Sementara itu, Juru Bicara World Meteorological Organization (WMO) Clare Nullis dalam jumpa pers di Jenewa mengatakan, bahwa gelombang panas ini memainkan peran utama pada tahun 2020.

"Menjadi satu dari tiga tahun terpanas dalam catatan. Panas yang kita lihat di Siberia pada tahun 2020 hampir tidak mungkin terjadi tanpa perubahan iklim."

Penyelidikan itu adalah satu dari rekor jumlah investigasi yang dibuka badan PBB itu terhadap cuaca ekstrem sementara perubahan iklim memicu badai dan gelombang panas yang tak tertandingi.

"Kami memperkirakan suhu seperti itu di Death Valley, tetapi suhu 38 derajat Celcius di Kutub Utara? Ini benar-benar menunjukkan ada sesuatu yang salah dengan iklim kita," pungkasnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co