GenPI.co - Angkatan udara (AU) Taiwan pada hari Minggu (28/11 melancarkan aksi menegangkan untuk memperingatkan 27 pesawat China yang memasuki zona pertahanan udaranya.
Pesawat-pesawat tempur dalam posisi siaga ketika membayangi rombongan pesawat China yang melintas dekat wilayahnya.
Kabar itu dikuak kata kementerian pertahanan Taiwan, yang menunjukkan peningkatan ketegangan terbaru di Selat Taiwan.
Taiwan yang diklaim China telah mengeluh selama satu tahun atau lebih tentang misi berulang oleh angkatan udara China di dekat wilayahnya.
China dikatakan sekap kali mengganggu di bagian barat daya zona identifikasi pertahanan udara, atau ADIZ, dekat dengan Kepulauan Pratas yang dikuasai Taiwan.
Taiwan menyebut aktivitas militer China yang berulang di dekatnya sebagai "zona abu-abu", yang dirancang untuk melemahkan kekuatan Taiwan dan juga untuk menguji tanggapan pulai berpemerintahan demokratis itu..
Selama periode empat hari yang dimulai pada 1 Oktober, ketika China menandai hari nasionalnya, Taiwan mengatakan bahwa hampir 150 pesawat militer CHina memasuki ADIZ-nya.
Misi China terbaru termasuk 18 jet tempur ditambah lima pembom H-6 berkemampuan nuklir, serta.
Yang luar biasa, kata kementerian Taiwan, rombongan itu menyertakan pula sebuah pesawat pengisian bahan bakar udara Y-20..
Pembom dan enam pesawat tempur dikatakan terbang ke selatan Taiwan ke Selat Bashi yang memisahkan pulau itu dari Filipina, kemudian keluar ke Pasifik sebelum kembali ke China.
Taiwan mengirim pesawat tempur untuk memperingatkan pesawat China, sementara sistem rudal dikerahkan untuk memantau mereka, kata kementerian itu.
Tidak ada komentar langsung dari China mengenai insiden ini. Di masa lalu CHina mengeklaim langkah-langkah seperti itu adalah latihan yang bertujuan melindungi kedaulatan negara.
Sementara itu, media pemerintah China melaporkan bahwa Presiden Xi Jinping telah mengadakan pertemuan tiga hari yang berakhir pada Minggu dengan para pejabat tinggi negara.
Pembicaraan mereka terkait upaya lebih jauh untuk memperkuat angkatan bersenjata melalui pengembangan bakat.
Dalam pembacaan sambutannya, Xi tidak menyebutkan secara langsung Taiwan tapi menekankan perlunya memodernisasi militer agar dapat memenangkan perang.
"Penting untuk melakukan upaya besar untuk memperkuat literasi ilmiah dan teknologi dan meningkatkan kemampuan aktual untuk memenangkan perang modern," kata kantor berita resmi Xinhua mengutip Xi.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News