GenPI.co - Jika tidak hati-hati, Amerika Serikat (AS) bisa kalah dari China dalam perlombaan untuk mendominasi masalah yang berhubungan dengan luar angkasa.
Hal ini akan menghasilkan berbagai konsekuensi konflik di masa depan.
Hal tersebut diungkapkan mantan analis ruang angkasa CIA Tim Chrisman pada hari Kamis (14/10).
“Kekalahan AS atas China ini juga dapat memiliki implikasi negatif yang serius bagi sekutu seperti Israel,” kata Chairman.
Pasalnya, negara Yahudi itu mendapat manfaat dari intelijen satelit, dan mengarah pada penyediaan intelijen baru untuk sekutu China, seperti Iran.
Chrisman kinijuga bertugas di intelijen tentara dan saat ini menjabat sebagai salah satu pendiri Foundation for the Future, sebuah yayasan pendidikan ilmiah dan advokasi pekerjaan umum.
Yayasan ini didedikasikan untuk menciptakan infrastruktur untuk tinggal dan bekerja di luar angkasa.
Dalam pengarahan Juli dan dalam laporan Penilaian Intelijen Nasional tahunan AS pada bulan April, pejabat tinggi keamanan nasional Amerika mengatakan bahwa China tengah membuat investasi jangka panjang
Investasi cukup besar itu untuk membangun senjata yang dirancang untuk merusak atau menghancurkan satelit dalam upaya untuk mempersempit keunggulan AS dengan cepat.
Menurut laporan dan pengarahan itu, Beijing ingin mengembangkan senjata anti-satelit dengan kemampuan mulai dari menyilaukan hingga jamming, hingga menghancurkan dari daratan.
Chrisman mengatakan, jika AS kehilangan keunggulan satelit luar angkasanya, ini dapat berdampak pada segalanya.
“Mulai dari menutup keuntungan utama dalam pengumpulan intelijen Amerika hingga merusak kemampuan jaringan nirkabel global unit berbasis udara, darat, dan laut militer AS,” katanya.
Chrisman juga mencatat bahwa minimnya komitmen CIA untuk urusan luar angkasa.
Secara umum Pentagon, Angkatan Luar Angkasa, dan dinas militer lainnya kemungkinan memiliki lebih dari 5.000 personel yang menangani masalah ini – selain tentu saja kontingen sipil NASA.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News