GenPI.co - Bukan Israel saja yang memiliki sistem pertahanan udara mutakhir Iron Dome. Pasalnya, Iran juga mengeklaim telah berhasil membangun sistem persenjataan yang sama.
Dinamakan Sky Defenders Velayat 1400, sistem pertahanan diuji coba dalam sebuah latihan baru-baru ini guna mengetes kemampuannya menghadapi ancaman dari langit dan mencegatnya.
Melansir Fars News, Brigjen Amir Qader Rahimzadeh, Komandan Pangkalan Pertahanan Udara Nasional Iran membanggakan kemampuan sistem persenjataan baru itu.
“Pertahanan yang kuat dan berlapis-lapis terhadap serangan rudal jelajah adalah salah satu tujuan dari latihan pertahanan udara khusus bersama dari Sky Defenders Provinsi [Velayat] ke-1400,” ujarnya.
Tasnim News menguak fitur-fitur yag sistem itu. Disebutkan bahwa sistem tersebut memiliki empat tabung peluncuran dan dapat membawa delapan atau 12 rudal.
Ini akan membuatnya mirip dalam beberapa hal dengan Iron Dome, tetapi juga dapat dibandingkan dengan sistem rudal Umkhonto Afrika Selatan dan versi truknya, yang dibangun oleh Denel Dynamics.
“Dalam hal ini, setiap unit sistem mencapai mobilitas tinggi dan stabilitas tinggi di lingkungan pertempuran dengan kemandirian relatif dari kendaraan sekunder yang membawa radar,” kata Tasnim.
Laporan itu mengatakan sistem tersebut memiliki jangkauan radar 360° dan rudal diluncurkan secara vertikal. Ini berarti bisa secara bersamaan melibatkan beberapa target.
“Karena kebutuhan akan akurasi tinggi untuk melacak target secara akurat, radar ini kemungkinan akan beroperasi di X-band,” kata laporan itu.
Penempatan radar pada kendaraan peluncur mengarah pada pembentukan satu unit yang disebut TELAR (Transporter Erector Launcher And Radar),
Ini membuat sangat sulit untuk mengganggu radar dan menjenuhkannya dengan peperangan elektronik karena hamburan radar di lingkungan pertempuran.
Sky Defender Iran dikritik di masa lalu karena mereka menembak jatuh sebuah pesawat sipil pada Januari 2020.
“Dari video yang dirilis dari sistem pertahanan udara rudal baru itu, terbukti bahwa ruang kendali sistem juga terletak di bawah radar. Metode ini berarti kompresi maksimum komponen sistem,” kata laporan Tasnim.
Laporan itu juga menyebutkan bahwa jenis agregasi komponen sistem yang sama telah diamati pada beberapa jenis sistem pertahanan udara jarak menengah canggih Rusia yang beroperasi.
Hasilnya adaah mobilitas tembakan pertahanan udara yang jauh lebih tinggi.
Ini berarti bahwa Iran mungkin telah belajar sistem Rusia untuk membangun sistem tersebut.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News