GenPI.co - Untuk urusan apa pun, China masih menjadi yang terdepan. Presiden China Xi Jinping sulit dilawan. Di bawah komandonya, taji China makin menjadi.
Lihat saja kehebatan China di bidang farmasi. BUMN farmasi China, Sinopharm, kini tengah melakukan riset khusus untuk covid-19.
Perusahaan dilaporkan sedang mengembangkan dua obat yang dapat mengurangi keparahan infeksi covid-19 kepada pasien gejala ringan.
Sebelumnya, beberapa perusahaan dan peneliti farmasi dunia sudah mulai memfokuskan analisisnya kepada peracikan obat penyembuh dan pereda gejala covid-19.
WHO menyebut sejauh ini baru Actemra dan Kevzara yang disetujui sebagai obat pereda covid-19.
Selain itu, perusahaan farmasi Amerika Serikat (AS), Eli Lilly juga sudah memproduksi sebuah obat covid-19.
Obat yang dinamakan Bamlanivimbab itu telah mendapatkan persetujuan penggunaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS atau FDA.
China juga tak mau kalah. Wakil presiden dan kepala ilmuwan anak perusahaan Sinopharm, Zhang Yuntao, menyebut obat ini dikembangkan berdasarkan imunoglobulin manusia dan antibodi monoklonal relatif.
Mengutip Global Times, bahan-bahan tersebut disebut didapatkan dari plasma pasien yang sudah sembuh.
"Obat-obatan tersebut efektif pada pasien dengan gejala ringan atau sedang,," kata Zhang dikutip Senin (13/9/2021).
Itu berdasarkan data dari penggunaan darurat obat sebelumnya dan persyaratan protokol klinis saat ini.
Sinopharm mengklaim bahwa itu merupakan obat covid-19 pertama di dunia yang dikembangkan dari plasma pasien covid yang pulih.
Nantinya obat-obatan itu akan memasuki uji klinis dengan beberapa mitra internasional.
Lebih lanjut, obat ini sendiri dianggap membuat terobosan baru yang signifikan.
Pasalnya ramuan obat ini didasarkan pada antibodi monoklonal yang kuat terhadap varian Delta yang ditemukan tim peneliti di bawah Sinopharm.
Antibodi ini efektif memblokir pengikatan virus corona ke usus, ginjal, testis, kantong empedu, dan jantung.
"Itu menunjukkan para peneliti dan produsen obat china berada di antara yang terdepan dalam penelitian dan pengembangan obat-obatan covid-19," sebut pelaku industri China. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News