Iran dapat Peringatan Maut, Waktu Hampir Habis!

09 September 2021 09:33

GenPI.co - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pada Rabu (8/9) melontarkan peringatan maut kepada Iran.

Dia mengatakan bahwa waktu yang dipunyai negara itu hampir habis untuk kembali ke kesepakatan nuklir setelah laporan pedas oleh pengawas atom PBB.

"Saya tidak akan menentukan tanggalnya, tetapi kami semakin dekat ke titik di mana pengembalian yang ketat untuk mematuhi JCPOA tidak mereproduksi manfaat yang dicapai perjanjian itu," kata Blinken kepada wartawan di Jerman.

BACA JUGA:  Manuver Presiden Iran Soal Nuklir Bisa Bikin Barat Ketar-ketir

Menggunakan kata-kata yang keras, IAEA pada Selasa (7/9) merilis laporan yang mengatakan tugas pemantauan di Iran telah "sangat dirusak" setelah Teheran menangguhkan beberapa inspeksi badan PBB terhadap kegiatan nuklirnya.

Pernyataan yang sama terhadap Iran juga diucapkan oleh Menteri Luar Negeri Heiko Maas.

BACA JUGA:  Iran Siap-siap, Israel akan kasih Kejutan Menyakitkan!

Daran Teheran bahwa pembicaraan yang bertujuan menghidupkan kembali kesepakatan yang macet tidak mungkin dilanjutkan selama dua hingga tiga bulan terlalu lama," katanya 

Maas juga mengatakan bahwa dia telah menelepon rekan barunya di Teheran untuk membuatnya kembali lebih cepat ke meja perundingan.

BACA JUGA:  Cadangan Uranium Iran Bikin Cemas IAEA, Bom Nuklir di Depan Mata

Meski demikian, Maas mengatakan Berlin tetap mengharapkan pemerintah baru Iran untuk terus mendukung hasil dari negosiasi yang telah berlangsung selama ini.

Ebrahim Raisi yang ultrakonservatif menjadi presiden Iran pada awal Agustus, mengambil alih dari Hassan Rouhani yang moderat, arsitek utama di pihak Iran dari perjanjian 2015.

Kesepakatan 2015 menawarkan Iran pelonggaran sanksi Barat dan PBB dengan imbalan kontrol ketat pada program nuklirnya, yang dipantau oleh PBB.

Sebagai pembalasan atas penarikan Trump tiga tahun lalu dan pengenaan sanksi berikutnya, Iran pada dasarnya mengabaikan sebagian besar komitmennya berdasarkan kesepakatan itu.

Tetapi pengganti Trump, Presiden Joe Biden ingin membawa Washington kembali ke dalam perjanjian.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co