GenPI.co - Reaktor nuklir Korea Utara (Korut) kembali aktif. Alarm bahaya Amerika Serikat dan Korea Selatan (Korsel) langsung menyala.
Kehati-hatian memang langsung terlihat. Maklum, reaktor nuklir yang aktif digunakan dalampemrosesan produksi plutonium.
Badan energi atom PBB (IAEA) menyebut perkembangan tersebut sangat meresahkan.
Dalam pernyataan terpisah, pejabat senior Departemen Luar Negeri AS menyatakan pemeritahnya mengetahui laporan tadi.
AS disebut langsung melakukan koordinasi secara erat dengan negara-negara mitranya.
"Laporan ini menggarisbawahi keperluan mendesak untuk dialog dan diplomasi aga kita bisa mencapai denuklirisasi sepenuhnya di Semenanjung Korea," sebut pejabat senior AS itu, Senin (30/8/2021).
Ruang dialog dibuka. Dan Korut ikut diundang untuk membahas keresahan ini.
"Kami terus mengupayakan dialog dengan Korut. Kami ingin mengatasi aktivitas yang dilaporkan dan serangkaian masalah terkait denuklirisasi," imbuhnya.
Utusan AS untuk Korut, Sung Kim, pekan lalu menegaskan kembali keinginannya untuk bertemu mitranya di Korut 'di mana saja, kapan saja'.
Seperti dilansir AFP, Senin (30/8/2021), perkembangan terbaru di reaktor nuklir Korut mengindikasikan banyak keresahan.
Yongbyon, kompleks nuklir utama Korut terekam sedang memperluas program senjata terlarangnya.
Dan ini terjadi saat perundingan nuklir Korut dan Amerika Serikat (AS) terhenti.
"Sejak awal Juli, sudah ada indikasi, termasuk pembuangan air pendingin, yang konsisten dengan operasional reaktor," sebut badan energi atom PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA), dalam laporan tahunannya.
Pemimpin Korut, Kim Jong Un, menawarkan untuk membongkar kompleks nuklir Yongbyon dalam pertemuan kedua dengan Presiden AS, Donald Trump, beberapa tahun lalu.
Tawaran itu sebagai imbalan untuk pencabutan sanksi AS. Tawaran ini pada akhirnya ditolak.
Reaktor Yongbyon diyakini tidak aktif sejak Desember 2018 hingga laporan IAEA itu dirilis pada Jumat (27/8) lalu.
Para pemeriksa IAEA telah diusir keluar dari Korut tahun 2009, dan sejak saat itu pemantauan dilakukan dari luar. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News