Listrik Padam, Iran Tak Bisa Hitung Mundur Kehancuran Israel

08 Juli 2021 01:20

GenPI.co - Sebuah jam di Iran yang menghitung mundur kehancuran Israel dilaporkan telah berhenti bekerja saat pemadaman listrik melanda negara itu.

Matinya jam itu dilaporkan oleh mantan jurnalis Al-Monitor Asaad Hanna dalam cuitannya di Twitter pada hari Senin (5/7). 

"Hitung mundur ke jam pemusnahan Israel berhenti ditampilkan setelah pemadaman listrik, cuitnya

BACA JUGA:  Rencana Iran Bikin AS dan Eropa Murka, Kutukan pun Terlontar!

Cuitan di Twitter mantan jurnalis Al-Monitor Asaad Hanna 

BACA JUGA:  Milisi Pro Iran Rencanakan Serangan Dahsyat, AS Harap Waspada

Jam itu diresmikan pada tahun 2017 dan  menghitung mundur hingga tahun 2040.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memprediksi bahwa di tahun itu  tidak akan ada lagi Negara Israel.

BACA JUGA:  Pasukan AS di Irak Terus Diteror, 3 Roket Terjang Markas

Dalam beberapa hari terakhir, pemadaman listrik reguler di Iran telah menyebarkan kekacauan dan kebingungan di jalan-jalan ibukota, Teheran, dan kota-kota lain.

Lampu lalu lintas mati, pabrik ditutup, gangguan telekomunikasi dan mempengaruhi sistem metro.

Repeater – perangkat di sekitar kota yang meningkatkan sinyal ponsel – gagal beroparasi , bersama dengan mesin kasir elektronik.

Beberapa kota di utara Iran melaporkan akses terbatas ke air karena pemadaman listrik mempengaruhi pasokan pipa. 

Polisi lalu lintas di ibu kota mengatakan pemadaman listrik tiba-tiba telah mengejutkan para pejabat.

Presiden Iran Hassan Rouhani kemudian meminta maaf pada hari Selasa (6/7) atas pemadaman yang telah melumpuhkan bisnis dan menggelapkan rumah selama berjam-jam sehari.

Dalam pertemuan pemerintah yang disiarkan langsung di TV pemerintah, Rouhani mengakui bahwa pemadaman listrik kronis selama seminggu terakhir telah menyebabkan orang Iran “sangat kesakitan” dan menyatakan penyesalan dalam pidato pribadi yang luar biasa.

"Saya meminta maaf kepada orang-orang terkasih yang telah menghadapi masalah dan rasa sakit ini," katanya.

Permintaan listrik telah mencapai puncaknya dalam beberapa hari terakhir dan mencapai 66.000 megawatt.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co