Serangan Siber Masif Landa Dunia, Telunjuk AS ke Hidung Rusia

05 Juli 2021 11:45

GenPI.co - Tim-tim keamanan siber di seluruh dunia sedang bekerja keras menghadapi serangan ransomware global paling besar yang pernah tercatat.

Serangan ini diduga dilakukan oleh sindikat penjahat siber yang terkait dengan Rusia.

Sebuah afiliasi dari geng REvil yang terkenal menginfeksi ribuan korban di setidaknya 17 negara pada hari Jumat (2/7) pekan lalu.

BACA JUGA:  PM Israel Bersuara, IDF Bergerak, Hamas Remuk Redam!

Peneliti keamanan siber menyebut, serangan tersebut masuk melalui perusahaan yang mengelola infrastruktur TI dari jarak jauh untuk banyak pelanggan.

Mereka dilaporkan meminta tuntutan tebusan hingga $5 juta.

BACA JUGA:  Ada Desas-desus Tentara AS Dihujani Roket di Suriah, Tapi...

FBI dalam pernyataan pada hari Minggu menyebut bahwa mereka sedang menyelidiki serangan itu bersama dengan Badan Keamanan Cyber ​​dan Keamanan Infrastruktur federal.

“Meskipun skala insiden ini mungkin membuat kami tidak dapat menanggapi setiap korban secara individual." Deputi Penasihat Keamanan Nasional Anne Neuberger.

BACA JUGA:  Houthi Goyang Upaya Damai, Pukul Yaman Selatan Pakai Rudal Langka

Dia kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengatakan Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah mengarahkan sumber daya penuh pemerintah untuk menyelidiki insiden ini.

Sebelumnya, Biden pada hari Sabtu (3/7) menegaskan bahwa merespons jika ada keterlibatan Kremlin dalam serangan siber ini.

Dia mengatakan dia telah meminta komunitas intelijen untuk menyelidiki lebih dalam tentang apa yang terjadi.

Serangan itu terjadi kurang dari sebulan setelah Biden menekan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk berhenti menyediakan tempat yang aman bagi REvil dan geng ransomware lainnya.

Para penjahat siber itu telah melakukan pemerasan yang tak henti-hentinya dianggap sebagai ancaman keamanan nasional oleh AS.

Perusahaan keamanan siber Sophos melaporkan, serangan dilakukan ke seluruh sektor, termasuk dalam layanan keuangan, perjalanan dan rekreasi dan sektor publik.

Penjahat Ransomware masuk ke jaringan dan menabur malware yang melumpuhkan jaringan saat aktivasi dengan mengacak semua data mereka.

Korban baru mendapatkan kunci dekoder saat mereka membayar tuntutan.(*)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co