GenPI.co - Bentrokan dengan Pasukan Afghanistan pecah saat pejuang Taliban melancarkan serangan ke Ghazni, salah satu provinsi di negeri itu.
Pejabat setempat mengatakan pada Selasa (19/6), Taliban menyerang dengan bahan peledak dalam upaya untuk merebut kota di bagian tengah di Afghanistan.
Serangan di Ghazni mencakup jalan raya yang menghubungkan ibu kota Kabul dengan provinsi selatan Kandahar, dan terjadi saat pasukan asing tengah bersiap keluar dari negara tersebut.
Sementara pejabat senior Afghanistan mengkonfirmasi serangan Taliban, mereka juga mengatakan bahwa pasukan pemerintah berusaha untuk mendapatkan kembali kendali atas wilayah yang hilang.
Taliban telah memiliki pengaruh yang kuat di provinsi Ghazni selama bertahun-tahun, tetapi pejabat polisi provinsi mengatakan serangan pada Senin (27/6) malam dari beberapa arah adalah yang paling ganas yang diluncurkan oleh para pemberontak.
Bentrokan meningkat di dekat pos pemeriksaan keamanan di daerah Shaikh Ajal dan Ganj di kota Ghazni, memaksa pemilik toko untuk menutup pasar utama.
"Situasi di Ghazni berubah, sebagian besar daerah yang hilang di pinggiran telah diambil kembali oleh pasukan Afghanistan," kata Abdul Jami, seorang anggota dewan provinsi di Ghazni.
Jalan ke daerah itu ditutup dan telekomunikasi terputus sehingga menyulitkan kelompok bantuan dan pejabat untuk menilai jumlah korban.
Ketika pasukan Afghanistan memerangi Taliban di Ghazni dan bagian lain negara itu, para pejabat mengatakan warga sipil muda secara aktif bergabung dalam pertempuran melawan kelompok Islam garis keras.
Ajmal Omar Shinwari, juru bicara pasukan pertahanan dan keamanan Afghanistan, mengatakan warga yang ingin mengangkat senjata melawan Taliban sedang diserap dalam struktur pasukan tentara teritorial.
"Pertama mereka akan dilatih kemudian mereka akan dikerahkan ke medan perang bersama dengan pasukan keamanan Afghanistan lainnya," kata Shinwari di ibu kota Kabul.
Kekerasan melonjak setelah militer AS dan NATO memulai penarikan pasukan terakhir mereka yang tersisa untuk memenuhi tenggat waktu 11 September yang diumumkan oleh Presiden Joe Biden untuk mengakhiri perang terpanjang Amerika.
Di tengah meningkatnya kekerasan, Presiden Ashraf Ghani mengunjungi Washington pekan lalu untuk bertemu Presiden Joe Biden.
Biden kemudian menjanjikan dukungan AS ke Afghanistan tetapi mengatakan warga Afghanistan harus memutuskan masa depan mereka sendiri.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News