GenPI.co - Sebuah video merilis aksi sumpah setia sekelompok pejuang dari grup teroris Boko Haram kepada saingan Negara Islam Provinsi Afrika Barat (ISWAP).
Menurut laporan Reuters, video ini muncul beberapa minggu setelah mantan pemimpin kelompok itu meninggal, menurut sebuah video yang dilihat oleh Reuters.
Video tersebut memicu kekhawatiran bahwa ISWAP sedang mengonsolidasikan kendali atas pemberontakan di timur laut Nigeria setelah kematian pemimpin Boko Haram Abubakar Shekau bulan lalu.
Namun tidak semua pengamat yakin video tersebut adalah bukti bahwa semua pejuang Boko Haram siap bergabung dengan ISWAP.
Baik Boko Haram dan ISWAP itu terlibat dalam persaingan kekerasan selama bertahun-tahun. Jika ISWAP menyerap para pejuang Boko Haram, itu bisa memusatkan perhatian untuk menyerang militer Nigeria.
Sekitar 350.000 orang telah tewas akibat pemberontakan 12 tahun dan krisis kemanusiaan berikutnya, kata PBB pekan ini.
Video itu, yang diproduksi oleh media resmi ISIS, menunjukkan klip beberapa ratus pria, banyak di antaranya bersenjata, berkumpul di semak-semak. Beberapa membuat pernyataan ke kamera.
"Kami akan bersatu untuk memerangi (kafir). Apa yang akan terjadi sekarang akan jauh melebihi apa yang terjadi di masa lalu sekarang setelah kita bersatu," kata salah satu pejuang Boko Haram di Hausa.
Vincent Foucher, seorang peneliti di Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis yang ahli dalam konflik tersebut, mengatakan video itu menambah bukti bahwa ISWAP mendapatkan kendali.
“Ini satu lagi indikasi menangnya ISWAP,” ujarnya.
Foucher mengatakan indikator lain dari konsolidasi kekuasaan ISWAP termasuk klaim serangan di daerah yang telah menjadi zona pengaruh Boko Haram dan penurunan signifikan dalam kekerasan terhadap warga sipil di daerah di mana Boko Haram beroperasi.
Namun, Bulama Bukarti, seorang analis senior di Tony Blair Institute for Global Change, menolak video tersebut sebagai propaganda, dengan mengatakan bahwa video tersebut tidak menampilkan para pemimpin senior Boko Haram.
"Saya pikir Boko Haram masih sangat terpecah dan mereka akan terus saling bertarung," kata Bukarti.(Reuters)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News