GenPI.co - Korea Utara dilaporkan mengeksekusi setidaknya 10 orang yang tertangkap menggunakan jaringan telepon seluler China untuk berkomunikasi dengan dunia luar.
Klaim tersebut dilaporkan oleh Daily NK Japan, yang mengutip sumber di provinsi Ryanggang, yang berbatasan dengan China.
Dari 10 orang yang dieksekusi di depan umum itu, 5 ditangkap daerah Kabupaten Taehongdan di Ryanggang.
Sementara 5 lainnya berasal di provinsi Hamgyong Utara.
Diperkirakan sekitar 20 orang lainnya yang diadili di depan umum terhindar dari hukuman mati.
Pihak berwenang Korea Utara sendiri menangkap paling tidak 150 orang lantaran melakukan apa yang mereka anggap sebagai kejahatan tersebut.
Mereka ditangkap setelah pihak keamanan mendeteksi snyal dan melakupan penyadapan.
masyarakat yang ditangkap itu kemudian dikirim ke kamp-kamp indoktrinasi yang penuh sesak sebagai hukuman.
Diktator Kim Jong Un melarang warga Korea Utara mengakses jaringan seluler dari negara tetangga China.
Hal itu untuk menghentikan mereka berbicara dengan pembelot dan mengakses informasi di luar kendali rezimnya.
Daly NK melaporkan, pada tahun 2014 Korea Utara mengeksekusi seorang pria berusia 49 tahun yang tertangkap menelepon anggota keluarga di Korea Selatan.
Ia tertangkap oleh agen menggunakan detektor sinyal, dan seluruh keluarganya dipenjara setelah ia mengaku diam-diam menerima uang dari keluarga di Korea Selatan dan membantu dan bersekongkol pembelotan.
April lalu, Korea Utara secara terbuka mengeksekusi seorang pria di Wonsan yang secara ilegal menjual CD dan USB yang berisi film, acara TV, dan video musik Korea Selatan.
Eksekusi dilakukan di depan sekitar 500 orang, lapor Daily NK.
Sekitar waktu yang sama, seorang pejabat pendidikan dieksekusi karena mengeluh tentang beban kerjanya dan gagal melakukan panggilan video yang cukup dengan staf.
Disebutkan, sejumlah pelanggar lockdown Covid-19 juga telah dibunuh negara sejak pandemi dimulai tahun lalu.(Mirror)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News