GenPI.co - Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan 23 warga terluka ketika polisi Israel menembakkan gas air mata dan granat kejut pada aksi yang diselenggarakan aktivis dalam solidaritas dengan keluarga Palestina yang menghadapi pengusiran paksa di Yerusalem Timur yang diduduki.
Dilansir Aljazeera, Sabtu (5/6/2021), ratusan pelari mengambil bagian dalam acara pada hari Jumat yang dimulai di Sheikh Jarrah dan berakhir 3,5 km (2 mil) di Silwan.
Dilaporkan juga puluhan warga Palestina yang tinggal di dua lingkungan itu menghadapi ancaman kehilangan rumah mereka karena pemukim Israel.
Sebelumnya, protes pada bulan Mei terhadap pengusiran paksa warga Palestina di Sheikh Jarrah sering mendapat tanggapan kekerasan oleh pasukan keamanan Israel.
Pada 9 Mei, di tengah meningkatnya ketegangan, Pengadilan Tinggi Israel menunda keputusan pengusiran empat keluarga Palestina. Tanggal pengadilan baru akan diumumkan dalam 30 hari, katanya.
Tindakan keras Israel terhadap pengunjuk rasa juga menyebar ke Masjid Al-Aqsa, yang diserbu pasukan keamanan Israel beberapa kali selama bulan suci Ramadhan, melukai ratusan jemaah Muslim.
Hamas, kelompok Palestina yang menguasai Gaza, menembakkan beberapa roket ke Israel pada 10 Mei setelah berakhirnya ultimatum kelompok yang menuntut Israel mundur dari pasukan keamanannya dari kompleks masjid.
Israel kemudian membombardir Gaza selama 11 hari, menewaskan sedikitnya 253 orang, termasuk 66 anak-anak. Roket yang ditembakkan oleh kelompok bersenjata di Gaza menewaskan sedikitnya 12 orang di Israel.
Kelompok hak asasi mengatakan pengusiran masih bisa berlanjut dalam beberapa bulan mendatang, berpotensi memicu putaran pertempuran lain.
Kelompok hak asasi Israel Ir Amim, yang mengikuti kasus-kasus pengadilan, memperkirakan bahwa setidaknya 150 rumah tangga di lingkungan Sheikh Jarrah dan Silwan telah menerima pemberitahuan pengusiran dan berada pada berbagai tahap dalam proses hukum yang panjang.
Para pemukim menggunakan undang-undang tahun 1970 yang memungkinkan orang Yahudi untuk merebut kembali properti yang hilang selama perang 1948 seputar penciptaan Israel, hak yang ditolak bagi warga Palestina yang kehilangan properti dalam konflik yang sama, termasuk warga Palestina Israel.
Israel merebut Yerusalem Timur, rumah bagi tempat-tempat suci bagi orang Yahudi, Kristen dan Muslim, dalam perang 1967 dan mencaploknya dalam sebuah langkah yang tidak diakui secara internasional.
Israel memandang seluruh kota sebagai ibu kotanya, sementara Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka.
Sementara itu, sekitar 20 orang terluka dalam demonstrasi terpisah yang terjadi pada hari Jumat (4/6/2021) kemarin, terhadap pos-pos militer ilegal Israel dan permukiman di dekat kota Nablus, Tepi Barat yang diduduki.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News