Makin Mendidih, Pemerintah Bayangan Myanmar Tantang Junta Militer

30 Mei 2021 23:08

GenPI.co - Sebuah pemerintah bayangan di Myanmar berusaha untuk membalikkan kudeta 1 Februari telah bergabung dengan kelompok pemberontak untuk 'menghancurkan' kekuasaan militer.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan Aung San Suu Kyi dan pemerintahan Liga Nasional untuk Demokrasi miliknya dan melancarkan tindakan brutal terhadap perbedaan pendapat.

Sekelompok anggota parlemen yang digulingkan kemudian membentuk bayangan 'Pemerintah Persatuan Nasional' yang berusaha menyatukan para pembangkang anti-kudeta dengan segudang pejuang pemberontak etnis Myanmar untuk membentuk tentara federal untuk menantang pemerintah militer.

BACA JUGA:  AS, Kanada, dan Inggris Beri Sanksi Keras Junta militer Myanmar

Sebelumnya, pada hari Sabtu (29/5/2021) kemarin, pemberontak Front Nasional Chin menandatangani perjanjian untuk 'menghancurkan kediktatoran dan untuk menerapkan sistem demokrasi federal' di Myanmar, kata NUG dalam sebuah pernyataan.

Mereka berjanji 'saling mengakui' dan 'bermitra secara setara', tetapi tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

BACA JUGA:  Makin Ngeri, Manuver Junta Militer Tak Beri Ampun Rakyat Myanmar

Kelompok yang mewakili minoritas Chin yang sebagian besar beragama Kristen di Myanmar barat menandatangani gencatan senjata dengan militer negara, yang juga dikenal sebagai Tatmadaw, pada tahun 2015.

"CNF tidak memiliki kekuatan militer yang nyata, jadi langkah ini adalah simbol," Richard Horsey, penasihat senior Myanmar untuk International Crisis Group, seperti dilansir dari AFP, Minggu (30/5/2021).

BACA JUGA:  Serangan Senyap Junta Militer Myanmar Dahsyat, Warga Tersayat

Beberapa kelompok pemberontak bersenjata Myanmar mengutuk kudeta militer dan penggunaan kekerasan terhadap warga sipil tak bersenjata.

Beberapa juga menyediakan tempat berlindung dan bahkan pelatihan bagi para pembangkang yang melarikan diri ke wilayah mereka.

Sedangkan, Otoritas militer mengatakan NUG adalah pengkhianatan dan menetapkannya dan Angkatan Pertahanan Rakyat sebagai kelompok 'teroris'.

Pemimpin kudeta Jenderal Senior Min Aung Hlaing telah membenarkan perebutan kekuasaannya pada 1 Februari dengan mengklaim kecurangan dalam pemilihan umum November yang dimenangkan oleh partai NLD Aung San Suu Kyi.

Adapun, pasukan keamanan Myanmar telah menewaskan lebih dari 800 orang sejak kudeta, dan lebih dari 4.000 orang telah ditahan.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co