GenPI.co - India bagian timur diterpa hujan deras dan angin kencang ketika topan menerjang negara yang dilanda virus corona itu dengan menewaskan sedikitnya tiga orang di negara bagian Odisha dan memaksa lebih dari 1,2 juta orang mencari perlindungan.
Topan Yaas, dengan hembusan angin kencang hingga 140kmph (87mph), menghantam sekitar jam 9 pagi waktu setempat (03:30 GMT) pada hari Rabu (26/5/2021) kemarin, yang menghancurkan puluhan ribu rumah, memaksa penutupan bandara regional tersibuk di kota Kolkata, dan membawa gelombang badai ke daerah pesisir.
Dilaporkan, di Odisha, satu orang meninggal di desa Panchapalli di distrik Keonjhar dan lainnya di distrik Balasore setelah pohon tumbang.
Di distrik Mayurbhanj negara bagian, mayat seorang anak laki-laki berusia 15 tahun ditemukan di sebuah kolam di desa Jagannath Khunta oleh tim National Disaster Response Force (NDRF).
Departemen Meteorologi India (IMD) mengklasifikasikan Yaas sebagai 'badai siklon yang sangat parah', karena televisi menyiarkan gambar laut yang ganas, angin kencang dan hujan menghantam Odisha, dengan toko-toko dan rumah ditutup.
“Proses pendaratan Topan Yaas sudah selesai. Antara pukul 10.30 pagi (05:00 GMT) hingga 11.30 pagi (06:00 GMT), itu melintasi 20km (12 mil) selatan dari pantai Balasore," kata Direktur jenderal IMD Mrutyunjay Mohapatra dalam keterangannyam, seperti dilansir dari Aljazeera, Kamis (27/5/2021).
Para ilmuwan mengatakan topan menjadi lebih sering dan parah di Samudra Hindia utara karena perubahan iklim menghangatkan laut, menghancurkan komunitas pesisir.
Pekan lalu, Topan Tauktae mengoyak pantai barat, memicu evakuasi massal dan merenggut sedikitnya 155 nyawa. Tornado membunuh dua orang di Benggala Barat
Gelombang badai telah diperkirakan terjadi di daerah dataran rendah di negara bagian Odisha dan Bengal Barat. Tornado yang mendahului badai menewaskan dua orang saat menerobos distrik Hooghly di Benggala Barat.
Kolkata, kota utama Benggala Barat, memerintahkan agar bandara internasionalnya ditutup hampir sepanjang hari Rabu, lalu Bandara di ibu kota Odisha, Bhubaneswar, mengikutinya.
Sementara, Pradeep Kumar Jena selaku komisioner bantuan khusus pemerintah Odisha, mengatakan kepada wartawan bahwa air laut telah memasuki ratusan desa di berbagai distrik pesisir di negara bagian tersebut.
“Banyak sekali pohon yang tumbang. Kami sekarang fokus pada pembersihan jalan dan pekerjaan restorasi. Karena ada kemungkinan infeksi selama bencana ini, kami akan meningkatkan pengujian Covid di daerah yang terkena dampak," terangnya.
Sebelumnya, dilaporkan juga beberapa badai paling mematikan dalam sejarah telah terbentuk di Teluk Benggala, termasuk badai pada tahun 1970 yang menewaskan setengah juta orang di tempat yang sekarang dikenal sebagai Bangladesh.
Topan terparah di Odisha pada tahun 1999 menewaskan 10.000 orang. Tahun lalu Topan Amphan, yang terparah sejak 1999, menyebabkan kerusakan luas, tetapi evakuasi tepat waktu menyebabkan korban jiwa kurang dari 150 orang.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News