Pertarungan Maut Erdogan dan Putin Membara, Dunia Makin Mencekam

22 April 2021 17:58

GenPI.co - Bagi banyak orang, Presiden Rusia Vladimir Putin dan mitranya dari Turki Recep Tayyip Erdogan dianggap memiliki hubungan baik antara keduanya.

Tetapi gejolak terbaru antara Rusia dan Ukraina di perbatasan timur yang terakhir bisa terbukti berbeda mengingat keterlibatan langsung Rusia di wilayah yang dianggap sebagai halaman belakangnya.

BACA JUGA: Resimen Tempur Pembawa Kiamat Rusia Jangan Dilawan, 2022 Bakal...

“Ukraina adalah cerita yang sangat berbeda,” ujar Direktur program Turki Institut Timur Tengah yang berbasis di Washington Gonul Tol, dalam keteranganya, seperti dilansir dari Aljazeera, Kamis (22/4/2021).

Bahkan, saat ini dalam beberapa pekan terakhir, Moskow telah mengumpulkan puluhan ribu tentara serta tank dan artileri di dekat perbatasan timur Ukraina.

Moskow dan Kyiv telah berselisih sejak 2014 ketika Rusia mencaplok Krimea dan mendukung separatis yang memerangi pasukan pemerintah di Ukraina timur.

Meskipun Ankara telah mencoba menekankan ketidakberpihakannya dalam eskalasi, Moskow telah menunjukkan tanda-tanda ketidaksabaran.

Bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy awal bulan ini, Erdogan mengeluarkan seruan bersama untuk melakukan perlawanande di Krimea dan Ukraina timur.

Selain kerja sama militer dengan Kyiv, Turki memiliki hubungan sejarah dan etnis dengan Tatar Krimea yang membuatnya mengutuk aneksasi Rusia atas semenanjung Ukraina pada tahun 2014, meskipun tidak mengikuti yang lain dalam menjatuhkan sanksi.

Pertemuan Ankara terjadi sehari setelah Erdogan berbicara dengan Putin melalui telepon dan pengumuman Turki bahwa dua kapal perang AS berencana melewati Bosphorus ke Laut Hitam - penempatan sejak dibatalkan.

Pada hari KTT Erdogan-Zelenskyy juga menyaksikan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov memperingatkan Turki untuk menahan diri dari mendorong kecenderungan militeristik di Kyiv.

Sementara itu, para pengamat mengatakan ada banyak kesamaan yang mengikat Erdogan dan Putin. Keduanya memandang nilai-nilai demokrasi liberal Barat sebagai ancaman.

BACA JUGA: Kematian di Mana-Mana, India Jadi Lautan Mayat, Warga Merana

Mereka telah memimpin peningkatan otoritarianisme; dan mereka menggunakan tema sejarah dan agama untuk mengubah identitas nasional.

"Tetapi semakin dekat Rusia dengan Anda, semakin besar juga peluang Anda untuk diserang oleh beruang Rusia. Itu bisa menjadi tantangan buat Anda," demikian pernyataan pengamat.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co