Katie Bouman, Perempuan Muda di Balik Penemuan Black Hole

13 April 2019 01:00

GenPI.co - Sebuah nama  ikut-ikutan melejit bersamaan dengan black hole atau lubang hitam yang jadi pembicaraan. Dia adalah Katherine Louise Bouman atau Katie Bouman. Perempuan 29 tahun ini  berperan besar dalam membangun sistem matematis (program komputer) yang bisa mengolah data dari teleskop menjadi sebuah gambar.

Katie Bouman  memulai pengembangan sistem ini sejak tiga tahun yang lalu. Ketika itu ia masih sekolah pascasarjana di Massachusetts Institute of Technology.

Di sana ia memimpin proyek Event Horizon Telescope dan  dibantu oleh laboratorium kecerdasan buatan dan ilmu komputer MIT, Pusat Fisika Perbintangan Harvard-Smithsonian, dan Observatorium Haystack MIT. Jumlah ilmuwan yang terlibat dalam proyek ini mencapai 200 orang.

Untuk keperluan proyek ini, Data dikumpulkan oleh 8 teleskop di seluruh dunia yang bekerjasama membentuk Event Horizon Telescope (EHT).

Tidak ada satu pun teleskop yang mampu merekam sendiri semua data yang dibutuhkan. Perlu sebuah teleskop seukuran bumi untuk menangkap data yang lengkap dari Black hole. Sehingga, dibentuk jaringan teleskop di seluruh bumi untuk menghasilkan teleskop sebesar bumi secara virtual.

Objek yang diamati adalah black hole dengan massa 7 miliar kali matahari. Lokasinya di pusat galaksi messier 87. Black hole ini memiliki diameter 40 miliar km setara dengan tiga juta kali diameter bumi dan lebih luas dibandingkan tata surya kita sendiri.

Black hole ini lalu dipindai selama 10 hari pada tahun 2017. Setelah diproses di masing-masing tempat, semua data yang disimpan dalam ratusan Hard disk  dikirim ke pusat pengolahan citra di Boston dan Bonn. Di sana data-data ini diolah oleh empat tim yang berbeda.

“Kami ingin mengembangkan banyak algoritma yang berbeda yang masing-masing memiliki asumsi berbeda atas data. Jika semua algoritma yang berbeda itu memunculkan struktur citra umum yang sama, maka itu akan membuatmu percaya diri,” ujar Katie Bouman yang saat ini menjadi asisten profesor ilmu matematika dan komputer di California Institute of Technology (Caltech)

Pengolahan data black hole itu ternyata butuh waktu lama. Sejak pertengahan tahun 2018. Sebab mereka harus memastikan bahwa hasilnya sangat akurat. Benar saja, ketika cintra lubang hitam itu diumumkan, dunia seakan terguncang.

Black hole sendiri bukanlah lubang. Itu  adalah sisa dari sebuah bintang yang telah meledak. Saat bintang tumbuh besar dan memangsa planet-planet dan benda langit lain di sekitarnya, bintang akan menjelma menjadi raksasa yang berukuran berkali-kali lipat. Pada titik tertentu, bintang raksasa meledak lalu memampat, runtuh ke bagian dalamnya sendiri akibat gravitasi yang sangat besar. Gravitasi ini jugalah yang membuat benda langit ini menjadi gelap.

Citra Black Hole juga  ini mengonfirmasi banyak hal yang selama ini masih samar-samar. Mulai dari teori relativitas Albert Einstein hingga kemungkinan lengkungan waktu dalam teori kuantum.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co