GenPI.co - Pertikaian dalam rumah tangga memang wajar terjadi. Biasanya penyebabnya bisa karena perbedaan pendapat hingga masalah pengasuhan anak dan selera makanan.
Namun, masalah permasalahan tersebut harus segera diatasi dengan saling memaafkan satu sama lain. Dengan minta maaf, maka kehidupan rumah tangga akan lebih tenang dan aman.
Gary Chapman, konselor pernikahan dan penulis buku When Sorry Isn’t Enough, mengungkapkan bahwa ada beberapa jenis bahasa maaf.
BACA JUGA: 4 Hal yang Memperburuk Pertengkaran dalam Hubungan Asmara
Setiap orang dapat memiliki bahasa maaf yang berbeda, maka memahami karakter bahasa pasangan sangatlah penting.
Dilansir dari Medium, berikut 4 bahasa maaf menurut Gary. Yuk simak!
1. Mengungkapkan Penyesalan
Jangan remehkan kerusakan akibat kesalahan yang telah Anda perbuat. Jika melakukannya, Anda akan menghiraukan perasaan pasangan dan permohonan maaf tidak tulus.
Menurut Gary, ketika benar-benar menyesal, Anda tak akan hanya berkata “maaf”. Anda perlu menjelaskan kesalahan Anda dengan detail. Katakan bagaimana perilaku Anda memengaruhi pasangan. Fokuskan permohonan maaf kepada perasaan pasangan Anda.
Sebagai contoh, jika Anda lupa menghadiri makan malam yang telah disiapkan dengan matang, jangan sekadar ucapkan, “Maaf Sayang, aku lupa rencana makan malam kita.” Moms bisa ucapkan, “Aku minta maaf, Sayang.
Aku sangat ceroboh. Kamu sangat penting buatku dan aku sangat salah karena mengecewakanmu dan tidak datang ke acara makan malam kita.”
2. Menerima Tanggung Jawab
Hindari kata “tapi” dan terima segala tanggung jawab dengan lapang dada. Contoh pernyataan maaf yang menerima tanggung jawab menurut Gary yakni, “Aku tahu yang kulakukan salah dan tidak ada alasan yang membenarkannya.”
Menurut Gary, orang dewasa dapat sulit mengakui kesalahannya karena takut harga dirinya akan hancur. Menurut Aaron Lazare, profesor di University of Massachusetts Medical School dan penulis buku On Apology, mengakui kesalahan dapat terasa menyiksa karena membuat kita perlu menyadari bahwa kita tidak sempurna.
Padahal, mengakui kesalahan adalah salah satu bentuk keberanian. John Kador, penulis buku Effective Apology, menyatakan bahwa mengakui kesalahan dan menerima tanggung jawab adalah bentuk integritas manusia.
3. Melakukan Perbaikan
Terkadang kata-kata belum cukup untuk melengkapi proses perbaikan dalam sebuah hubungan. Gary kemudian memberikan beberapa cara untuk membantu Anda memperbaikinya, seperti mengatakan, “Apakah ada yang bisa kulakukan untuk memperbaikinya?”
Menurut Gary, langkah ini adalah salah satu ekspresi cinta Anda pada pasangan. Memperbaiki kesalahan adalah salah satu cara untuk meyakinkan bahwa Anda masih menyayangi dan menghargai pasangan Anda.
4. Tidak Ada Pengulangan
Pertobatan tak hanya berlaku terhadap dosa terhadap Tuhan, namun juga terhadap segala kesalahan yang telah kita lakukan. “Jelas saja, tidak cukup meminta maaf lalu kembali melakukan kesalahan Anda” kata Harriet Lerner, psikolog klinis dan penulis buku Why Won’t You Apologize?.
BACA JUGA: 3 Mitos soal Hubungan Asmara yang Tidak Usah Lagi Dipercaya
Aaron juga mengingatkan bahwa permohonan maaf yang tulus adalah sebuah komitmen, karena membuat kita mengupayakan keberhasilan dalam hubungan dan perkembangan diri.
Guna mengomunikasikan keinginan Anda untuk tidak mengulangi kesalahan, Gary menyarankan penambahan rencana aksi dalam permohonan maaf verbal Anda.
Sebagai contoh, Anda bisa tanyakan, “Aku sangat ingin mengubah perilaku ini. Maukah kamu mengingatkanku ketika aku mulai menunjukkan perilaku ini? Hal ini akan sangat membantuku untuk berubah.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News