GenPI.co— Saat lelah menyusuri Kota Palembang, bisa mampir dulu ke dBury
Naman dBury diambil dari kata ‘buri’ yang dalam bahasa Palembang berarti ‘belakang’, merujuk pada tempatnya yang memang berada di halaman belakang Museum Sultan Mahmud Badaruddin II.
Sejumlah pohon besar yang rindang tumbuh disini, memberi naungan yang sejuk.
Dinas Kebudayaan Kota Palembang, Sumatra Selatan, menyediakan meja dan tempat duduk di dBury. Di sini, juga banyak pedagang makanan dan minuman.
Jika merasa lapar saat beristirahat di dBury, traveler bisa memesan pindang, makanan khas Sumsel yang rasanya mirip tomyam Thailand.
Hadirnya dBury bagai oasis di tengah kota yang terik.
Kota tua Palembang terbentang dari daerah Pasar 16 di sebelah timur sampai ke daerah Sekanak di sebelah barat, makin sesak dengan bangunan.
Lahan untuk tempat tumbuh tanaman kian terbatas. Namun di tengah rimbunnya hutan kelabu yang berdebu, ada hijauan yang menenangkan.
Tempat para musafir dapat berhenti sejenak, sebelum melanjutkan perjalanan mereka menuju atau meninggalkan bagian kota yang tua ini, di dBury.
Baca juga: Mengintip Sejarah Museum Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang
Dulu, tempat ini tidak terawat. Setiap hujan tanahnya becek. Namun Dinas Kebudayaan Palembang berhasil mengubahnya menjadi tempat yang asyik untuk dikunjungi, atau sekadar berteduh dari panasnya matahari.
Traveler yang sedang berkelana di sekitar Masjid Agung Palembang, Monpera, Pasar 16, dan Benteng Kuto Besak bisa beristirahat di sini.
Lokasi dBury, hanya berjarak 60 meter dari Benteng Kuto Besak, dan sekitar 150 meter dari Masjid Agung Palembang.
Masuklah dari sisi sebelah barat Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, traveler akan menemukan bentangan jala hitam dan tenda putih. Disitulah tempat dBury.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News