GenPI.co - Kehidupan rumah tanggaku bersama Mas Ivan berjalan dengan sangat bahagia. Kami juga dikaruniai seorang anak yang sangat lucu dan tampan.
Mas Ivan juga bisa menjadi suami yang bertanggung jawab. Ia bekerja di salah satu perusahaan besar di Jakarta.
BACA JUGA: Politikus PDIP: Ingat Ya, Habib Rizieq Tidak Kebal Hukum
Di tengah kesibukannya bekerja, Mas Ivan mempunyai hobi memelihara burung kicau. Di rumah, ia punya sekitar 10 burung.
Aku tak mempermasalahkan hobi Mas Ivan tersebut. Asal, ia tak lupa diri dan tetap menjalankan tugasnya sebagai suami dengan baik.
Tak hanya mengoleksi, Mas Ivan juga sering menjual burung peliharaannya ke teman-temannya. Bila ada burung yang dijual, itu tandanya ia sudah mulai bosan dengan burung tersebut. "Sudah bosan, ya dijual aja ya buk," katanya padaku.
Mas Ivan bisa mendapatkan untung yang cukup banyak dari hasil penjualan burung. Bahkan, ia pernah menjual burungnya seharga Rp 15 juta.
Saat itu, ia langsung memberikan aku sebuah kado kalung emas yang sangat cantik. Setelah itu, aku pun membalasnya dengan pelayanan terbaikku di atas ranjang.
Ya, kehidupan rumah tangga kami memang sangat harmonis. Bahkan, Mas Ivan sering memberikanku hadiah kecil seperti bunga.
BACA JUGA: Bikin Tercengang, Hasil Penggeledahan di Rumah Dinas Edhy Prabowo
Tentu, hal itu membuatku makin cinta pada Mas Ivan. Ia juga selalu bisa membuatku rindu.
Mas Ivan pernah mengirim sebuah pesan kepadaku. Katanya, ia rindu dan ingin memelukku. "Buk, kangen, pengin peluk kamu," tulisnya.
Tentu hal itu membuatku sangat bahagia dan tertawa. Sebab, saat mengirimkan pesan itu, Mas Ivan berada di rumah bersamaku.
"Gombal, naik aja ke atas kan sama-sama di rumah," balasku.
Mas Ivan memang selalu punya cara untuk membuatku bahagia. Tak heran bila aku merasa sangat bahagia hidup bersamanya.
Suatu hari, sepulang dari berbelanja kebutuhan rumah tangga, kami tak sengaja lewat di sebuah tempat yang sedang mengadakan lomba burung kicau. Mas Ivan yang melihatnya pun tertarik untuk melihat lomba tersebut.
Aku pun mengiyakan permintaan Mas Ivan. Toh, kami juga sudah selesai berbelanja dan sedang santai.
Mas Ivan terlihat sangat antusias. Cuaca yang sangat panas membuatku memilih untuk kembali ke dalam mobil. "Mas, aku tunggu di mobil aja ya," kataku.
BACA JUGA: Polisi Tangkap Ustaz Maaher di Rumahnya
Mas Ivan pun mengiyakan permintaanku. Ia meminta sedikit waktu, karena ia penasaran dengan suara salah satu burung yang ada di perlombaan tersebut.
Tak lama setelah aku masuk ke dalam mobil, aku melihat ada seorang perempuan menghampiri Mas Ivan. Mereka terlihat sangat akrab.
Saat itu, Mas Ivan terlihat sangat panik. Ia pun langsung melihat ke arah mobil kami.
Aku pun makin penasaran dengan sosok perempuan tersebut. Aku lantas memutuskan untuk diam-diam menuju ke dekat mereka.
Setelah sampai, aku pun menguping pembicaraan mereka. Tak aku sangka, ternyata perempuan tersebut adalah selingkuhan Mas Ivan.
"Mas ke mana aja sih, aku telepon nggak pernah diangkat, aku cari di tempat lomba burung biasanya juga nggak pernah ada," kata perempuan tersebut.
Mas Ivan mencoba untuk membuat perempuan itu diam. Namun, perempuan itu terus saja berbicara tanpa henti.
Akhirnya aku memutuskan untuk menghampiri mereka berdua. Saat melihatku berada di dekatnya, Mas Ivan terlihat sangat kaget.
"Jadi, selama ini kamu selingkuh di belakangku mas?" tanyaku.
"Tunggu, aku bisa jelaskan, dia bukan siapa-siapa, cuma teman main burung," jelasnya.
Tak aku sangka, perempuan tersebut menyambut pernyataan Mas Ivan. Hal itu pun membuatku makin marah.
"Iya buk, cuma teman main burungnya Mas Ivan," jawabnya.
Tak banyak kata, aku langsung meninggalkan mereka berdua. Mas Ivan mencoba mengejarku, tapi ia tak berhasil.
Aku pergi menuju ke rumah Ibuku. Tak terasa, air mata deras mengalir di pipiku.
BACA JUGA: Gerindra Legowo Kehilangan Kursi Menteri Kelautan dan Perikanan
Aku tak menyangka, Mas Ivan yang selama ini aku pikir sangat setia, ternyata mengkhianati kesetiaanku. Ia bermain perempuan di balik ketulusan hatiku.
Setelah kejadian itu, aku pun meminta cerai pada Mas Ivan. Aku tak bisa hidup bersama orang yang sudah mengkhianati kepercayaan dan ketulusan hatiku selama ini. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News