GenPI.co - Aku sudah mempunyai suami bernama Rian. Namun, selama 2 tahun pernikahan, kami belum juga diberikan momongan.
Meski begitu, kehidupan kami berjalan dengan bahagia dan harmonis. Mas Rian pun juga sangat romantis.
BACA JUGA: Duh! Peneliti Sebut Pria Dua Kali Lebih Sering Berselingkuh
Ia tak pernah sekali pun memarahi atau membentakku. Mas Rian mampu menjalankan perannya sebagai seorang suami dengan sangat baik.
Bahkan, setiap libur akhir pekan, kami juga selalu jalan-jalan. Menyenangkan diri sembari mencari suasana baru untuk bercinta.
Selebihnya, kami jalani dengan kesibukan pekerjaan yang cukup melelahkan. Meski sibuk, kami masih sering bertukar pesan saat bekerja.
Hingga akhirnya, rutinitas berkirim pesan saat bekerja mengantarkanku pada malapetaka.
Saat sedang membahas hal-hal intim bersama Mas Rian, aku tak sengaja salah kirim pesan.
"Mas, aku pengin cepat punya anak. Nanti malam coba gaya baru yuk," isi pesanku.
Pesan yang seharusnya aku kirim ke Mas Rian, justru terkirim ke nomor atasanku. Sialnya lagi, aku baru menyadarinya saat sudah berada di rumah.
Aku pun sangat kaget, dan langsung meminta maaf kepada atasanku. Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya atasanku yang bernama Pak Riky membalas pesanku.
"Besok ke ruangan saya," Jawab pak Riky.
Melihat balasan tersebut, jantungku pun berdetak kencang. Aku khawatir dengan apa yang akan terjadi besok.
Esok harinya, aku pun menemui atasan ku di ruangannya. Pak Riky pun langsung membuka perbincangan.
"Aku bisa membantu, kamu pengin cepat punya anak kan?" katanya membuka obrolan.
Mendengar hal itu, aku pun langsung kaget dibuatnya. Aku tak bisa berkata-kata.
Pak Riky perlahan mengatakan bahwa selama ini ia mengetahui alasan kenapa aku tak juga memiliki seorang anak. Hal itu karena Mas Rian mengalami kemandulan.
Pak Riky mengetahui hal itu saat ia tak sengaja melihat suamiku masuk ke sebuah rumah sakit. Ia pun lantas mengikuti dan mendengarkan perbincangan Mas Rian.
Dari situ ia mendengar penjelasan dokter yang menyatakan bahwa mas Rian mengalami kemandulan.
Aku yang tak kuasa menahan tangis akhirnya memilih untuk meninggalkan ruangan Pak Riky.
Beberapa hari setelah kejadian itu, aku terus memikirkan tawaran Pak Riky. Terlebih, aku juga sangat menginginkan kehadiran seorang anak.
Entah apa yang aku pikirkan, akhirnya aku pun menerima tawaran Pak Riky.
Dari situ, kami mulai dekat, bahkan, di kencan pertama kami, kami langsung berhubungan layaknya pasangan suami istri.
Setelah itu, aku merasa sangat bersalah pada Mas Rian. Namun, keinginanku untuk memiliki seorang anak sangat besar dan Mas Rian tak bisa memberikan itu.
Hingga akhirnya, apa yang aku inginkan terjadi juga. Aku positif hamil, dan saat aku periksa, usia kandunganku sudah berusia 3 bulan.
Dengan penuh bahagia aku pun memberi tahu Mas Rian. Namun, ia tak terlihat bahagia, dan ia langsung bertanya aku selingkuh dengan siapa.
Mendengar hal itu, sebenarnya aku tak begitu kaget. Tentu ia tahu kondisinya yang mandul, tak mungkin bila anak yang aku kandung ini adalah anaknya.
Aku lantas menjelaskan semua yang terjadi pada Mas Rian. Ia memaklumi semuanya.
Mas Rian juga meminta maaf karena tak bisa memberikan anak yang aku inginkan. Hingga akhirnya, Mas Rian memilih untuk pergi dan menceraikanku.
Sebenarnya, aku sudah mengetahui apa yang akan dilakukan Mas Rian saat mengetahui perselingkuhanku.
BACA JUGA: Waspada! 3 Hal Bisa Menimbulkan Niatan Selingkuh Setelah Menikah
Namun, aku tak bisa membohongi diriku sendiri, bahwa aku tak bahagia bila terus bersama Mas Rian. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News