Begini Cerita Muslim Membangun Wisata Taman Bunga di Pemukiman

13 Februari 2019 13:12

Siapa sangka berkat tangan dinginnya Musnidianto sebuah lahan di pemukiman menjadi objek wisata taman bunga yang sukses. Meskipun tak semudah membalikan telapak tangan, usaha yang dirintis mengalami jatuh bangun.  

Pria paruh baya yang biasa disapa Muslin ini warga Desa Wisata Okura, Kecamatan Rumbai Pesisir, Pekanbaru, kini mulai menikmati usahanya alam mengelola objek wisata taman bunga di pemukimanya. Ia mengisahkan, awalnya membuat taman bunga itu pada tanggal 20 april 2017 lalu. Ide ini diyakininya sangat sejalan dengan program pemerintah kota Pekanbaru, yang menjadikan Okura sebagai kawasan desa wisata unggulan di kota itu.

Berbagai sindiran, datang dari warga desanya. Ungkapan-ungkapan cemooh menyebut dirinya kerja gila, bodoh dan tak menghasilkan uang, mengusik telinga Muslim. Akan tetapi kritikan itu malah menjadi cambuk baginya, untuk berjuang membangun impiannya.

“Tahun 2017 lalu, awalnya saya mengumpulkan 20 orang pemuda setempat, bergotong royong membangun tempat ini. Dulunya lahan di sini hanya lahan tidur saja. Beragam cemooh banyak dilontarkan warga. Dengan kesigapan para pemuda, kami tetap terus bekerja,” ujar pria tamatan sekolah dasar ini.

Pintu masuk taman bunga. (Foto: Heru)

Ketika merintis lahan, berbagai kendala sangat dirasakan pahit selama satu bulan lebih. Hambatan-hambatan ekonomi menjadi beban dirinya. jenis-jenis bunga yang ditanam olehnya seperti Bunga matahari, jengger ayam, pagoda dan berbagai tanaman hias lainya. Demi impiannya terwujud ia tetap optimis untuk melanjutkan proses pembuatan objek wisata taman bunga.

Baca juga: Ke Taman Bunga Impian Yuk! Destinasi Wisata Bertabur Bunga dan Spot Instagramable di Pekanbaru

Dengan semangat tinggi, biaya pribadi dan peralatan seadanya, dalam jangka waktu satu bulan, lahan seluas 4,5 hektar siap dibersihkan oleh para pemuda setempat. “Alhamdulilah saat ini Wisata Desa Okura saat ini sudah banyak dikenal orang. Wisatawan mancanegara dari Malaysia dan Thailand sudah berkunjung ke tempat ini. Biaya tiket masuknya hanya Rp 5.000 untuk motor dan mobil Rp 10.000. Jumlah tamu yang datang ke taman bunga impian pernah mencapai 2000 orang per-hari,” ungkapnya.

Bibit-bibit bunga didapatkan dari hasil pemberian masyarakat. Bermacam limbah-limbah dari industri dan pengunjung Ia manfaatkan, seperti ban mobil dan drum bekas, serta botol plastik. Saat ini ada puluhan tempat sampah dan 600 botol menghiasi kawasan wisata itu.

“Botol-botol plastik dan ban bekas dulunya hanya sampah. Alhamdulillah hanya bermodalkan cat minyak, sekarang banyak orang datang memanfaatkan hiasan itu sebagai tempat berfoto-foto," tandasnya.

Ke depannya, Ia akan membuat inovasi-inovasi baru, yakni membuat cinderamata dari limbah plastik. Dikerjakan oleh ibu-ibu rumah tangga dan pemuda Okura. Harapanya  dengan dukungan instansi terkait untuk memberikan pelatihan-pelatihan. Sehingga bisa menambah penghasilan ekonomi warga.

“Kami disini hanya orang kampung, yang mungkin kata pepatah orang tua dulu katak dalam tempurung. Kami sangat butuh bimbingan karena selama ini wawasan kami memang belum paham betul tentang cara mengelola objek wisata seperti ini," katanya.

Muslim  selalu berdoa, tempat wisata yang dikelolanya itu dikunjungi oleh Menteri Pariwisata dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan karena menjadi destinasi wisata murah, ramah lingkungan dan diminati para wisatawan.


Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co