Melarang Anak Menangis Pengaruhi Mentalnya Ketika Dewasa

01 September 2020 22:15

GenPI.co - Pola didikan orang tua pada anak di masa kecilnya akan terbawa sampai dewasa.

Termasuk bagaimana reaksi dan cara Anda memberitahu serta membimbing anak saat ia merasakan emosi-emosi tertentu.

BACA JUGABunda, Begini Trik Mengatasi Anak yang Suka Minta Gendong

Berbagai dampak ini mungkin akan muncul pada anak-anak yang semasa kecilnya tidak diperbolehkan menangis dan sering menahan perasaan sedihnya.

Misalnya, tingkat kepercayaan yang rendah, baik pada diri sendiri maupun orang lain.

Anak juga merasa ragu untuk bergantung pada orang lain dan selalu menolak bantuan.

Tidak hanya berpengaruh pada perkembangan mental, terlalu sering menahan tangis juga akan menimbulkan dampak buruk pada kesehatan tubuh.

Sebenarnya, menangis memberikan banyak manfaat untuk tubuh.

Saat menangis, tubuh akan mengeluarkan hormon stress dan zat-zat sisa lewat cairan air mata.

Selain itu, air mata juga dapat membersihkan kotoran seperti debu dan serpihan sehingga mata terhindar dari infeksi.

Perlu diketahui, tubuh menghasilkan hormon kortisol dan adrenalin ketika seseorang sedang merasa sedih atau stres.

Kedua zat tersebut dapat meningkatkan detak jantung dan tekanan darah.

Jika tangisan terus ditahan, akibatnya hormon ini membuat dada menjadi terasa sesak.

Itulah sebabnya orang-orang yang menahan tangis sering merasa kesulitan saat bernafas.

Intinya, terlalu sering menahan tangis tidak akan membuat perasaan menjadi lebih baik, tapi justru akan menumpuk stres di dalam tubuh.

Hormon stres yang menumpuk bisa memengaruhi nafsu makan.

BACA JUGAIni Waktu yang Tepat Anak Lepas Popok dan Belajar Memakai Toilet

Jika seseorang melakukan pelampiasan stres dengan makan tanpa terkontrol, bukan tidak mungkin tindakan ini akan meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh. (hellosehat)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co