GenPI.co - Jamur sudah dikonsumsi sejak lama, baik sebagai makanan maupun untuk bahan pembuatan obat tertentu, karena tumbuhan ini memang kaya akan nutrisi.
Namun, mengonsumsi jamur tidak selalu baik untuk tubuh, karena ada beberapa jamur yang bersifat racun.
BACA JUGA: September Bakal Hujan Uang, Hoki 4 Zodiak Bikin Banjir Rezeki
Jamur adalah tumbuhan yang bisa hidup di alam liar dan juga dibudidayakan. Tumbuhan ini sering didambakan sebagai makanan diet dan mudah diolah, baik itu sebagai makanan segar maupun makanan kaleng. Jamur yang paling sering dikonsumsi adalah jamur putih atau jamur shitake.
Jamur memang rendah kalori tetapi kaya akan protein, serat, dan vitamin, serta mineral.
Selain itu, jamur juga mengandung antioksidan, selenium dan polisakarida serta vitamin D2 (ergokalsiferol).
BACA JUGA: Awas! 3 Kelompok Disebut Akan Merongrong Pemerintahan Jokowi
Karena jamur rendah kalori maka sangat paten untuk menghalau serangan diabetes. Jamur bisa menjadi pilihan menu makanan atau bahkan camilan sehat para penyandang diabetes.
Cara mengonsumsinya bisa sesukanya. Bisa dimakan mentah, dipanggang dan teknik memasak lainnya sesuai keinginan Anda.
Jamur menyediakan 23 persen dari kebutuhan harian vitamin B2 dan 16 persen vitamin B3.
BACA JUGA: Khasiat Daun Kenikir Ternyata Bisa Rontokkan Diabetes Tipe-2
Vitamin B dibutuhkan untuk melawan dimensia dan melambatnya fungsi kognitif terutama bagi orang yang menggunakan metformin untuk mengobati diabetes. Jamur juga bisa melindungi wanita terhadap diabetes gestasional.
1. Memperkuat sistem kekebalan tubuh
Pada pengobatan tradisional China, jamur shitake digunakan untuk membuat obat flu.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa ekstrak jamur shitake dapat melawan virus dan meningkatkan daya tahan tubuh dari infeksi akibat bakteri atau jamur.
Kemudian, jamur shitake dan jamur oyster mengandung beta-glukan, salah satu polisakarida yang membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Pada sebuah studi, 52 orang yang mengonsumsi satu atau dua jamur kering dalam satu bulan, fungsi kekebalan tubuhnya meningkat, dan risiko terjadinya peradangan menjadi berkurang.
2. Menurunkan kolesterol tinggi
Kandungan beta-gukan, eritadenine, dan chitosan pada jamur juga membantu menurunkan kolesterol.
Sebuah studi dilakukan pada orang obesitas yang melakukan diet dengan jamur.
Hasilnya menunjukkan bahwa mengganti daging dengan jamur selama 3 kali seminggu, dapat meningkatkan HDL (kolesterol baik) sebanyak 8%, mengurangi trigliserida sebanyak 15 persen, dan menurunkan berat badan sebesar 3,6 persen.
3. Rendah indeks glikemik
Indeks glikemik (GI) bisa menjadi parameter seberapa besar makanan berdampak pada kadar gula darah.
GI jamur 10-15 dan inilah alasan sayuran ini tidak berkontribusi terhadap lonjakan kadar gula darah.
4. Turunkan peradangan dan sumber serat
Jamur dapat membantu menurunkan tingkat peradangan yang salah satunya disebabkan diabetes.
Selain itu, kandungan serat yang larut dan tidak larut dalam sayuran ini memberi orang rasa kenyang dan mengurangi nafsu makan menggila yang menjadi faktor kunci dalam mengendalikan diabetes.
5. Polisakarida
Senyawa bioaktif yang ditemukan dalam jamur, salah satunya polisakarida, berkontribusi menurunkan gula darah. Senyawa ini juga memperbaiki resistensi insulin.
Serat larut beta glukan adalah jenis polisakarida tertentu yang membantu mengontrol gula darah, terutama setelah makan, dengan memperlambat pencernaan.
Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan tentang manfaat vitamin B dan polisakarida dalam mencegah diabetes.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News