Bunda, Ini Jenis Gangguan Tidur pada Balita yang Tak Disadari

31 Juli 2020 08:50

GenPI.co - Masalah gangguan tidur tidak hanya dialami oleh orang dewasa. Persoalan ini pun sering dirasakan balita hingga mereka terjaga sepanjang malam.

Akibatnya para orang tua pun harus rela begadang sampai sang buah hati terpejam. 

BACA JUGABunda Harus Tahu! Tips Memotong dan Merawat Kuku Bayi

Dokter anak dr. Eugenia Permatami, Sp.A mengatakan gangguan pola tidur sangat wajar dialami anak balita seiring dengan tumbuh kembang yang makin aktif. Belum lagi di jaman sekarang pengaruh teknologi juga ikut berpengaruh.

"Idealnya pada bayi baru lahir itu dapat tidurr 16 hingga 20 jam setiap hari. Namun, kuantitasnya akan semakin berkurang seiring dengan bertambahnya umur," ujar dr. Tami saat Webinar di Jakarta, Kamis (30/7/2020).

Tami memaparkan, adapun gangguan tidur pada balita diperngaruhi oleh dua faktor, yakni internal dan eksternal.

Dari faktor internal yang pertama bisa dilihat dari karakteristik atau perilaku anak  yang temperamental, rewel, mudah terganggu oleh perubahan lingkungan dan banyak menangis. 

"Biasanya anak dengan karakteristik seperti itu sangat signifikan terhadap kuantitas tidur," lanjutnya.

Berikutnya, ia menyebut jenis kelamin juga menentukan kualitas tidur si anak. Umumnya waktu tidur malam hari anak laki secara signifikan lebih lama dari anak perempuan pada usia 9 bulan\

Masih dari faktor internal, lanjut Tami, gangguan tidur bisa disebabkan oleh riwayat perinatal sang bayi.

Di mana, bayi yang lahir prematur cenderung mengalami transisi periode tidur-bangun tidak teratur daripada bayi normal.

"Sedangkan untuk faktor eksternal lebih kompleks lagi, bisa dari pola asuh, pengaruh lingkungan hingga teknologi," tambah Tami.

Ia menambahkan, aktivitas pola asuh yang diberikan orang tua terhadap anak juga akan berpengaruh pada pola tidurnya.

Makin sering rutinitas yang dilakukan pada siang hari maka makin cepat anak tertidur atau berkurang bangun di malam hari. Sehingga durasi tidur lebih lama.

Selanjutnya bisa karena penggunaan media elektronik. Tami menyebut pada tahun 2011, penelitian menunjukkan 52% anak usia 0-8 tahun sudah memiliki akses terhadap gadget dan angka ini makin meningkat di tahun 2013 sebanyak 23%.

BACA JUGABunda, Ini 4 Tips Aman Merawat Kuku dan Kulit Bayi

"Paparan layar terang dari gadget cukup untuk menghambat produksi melatonin. Kegiatan menonton Tv di bawah lampu ruangan dapat mengambat produksi melatonin," tukasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah Reporter: Hafid Arsyid

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co