GenPI.co - Pada hari ini, Rabu (19/5/2020) merupakan hari ke-27 berpuasa di bulan Ramadan.
Malam ke-27 adalah malam ganjil dan merupakan bagian dari 10 hari terakhir di bulan Ramadan.
Ramadan merupakan bulan paling suci bagi umat muslim di seluruh dunia, dan Lailatulqadar adalah malam paling suci di bulan Ramadan.
Malam Lailatulqadar selalu ditunggu-tunggu di bulan Ramadan. Tak ada yang mengetahui kapan datangnya malam kemuliaan tersebut. Namun malam Lailatulqadar jatuh pada 10 malam terakhir bulan Ramadan.
BACA JUGA: Saat Menantikan Malam Kemuliaan Lailatulqadar, Lakukan 4 Hal Ini
Lailatulqadar adalah malam turunnya wahyu Allah, yakni pada malam gasal bulan puasa sesudah tanggal 20. Apabila seseorang beramal kebaikan pada malam kemuliaan itu, pahalanya akan dilipatgandakan setara dengan beramal seribu bulan.
Dilansir dari laman Bimas Islam, Kementerian Agama, dikemukakan dari Aisyah ia berkata, “Aku bertanya, Ya Rasulullah jika aku mengetahui bahwa malam itu adalah lailatulqadar, apa yang harus aku ucapkan di malam itu?”.
Rasulullah bersabda, “Ucapkanlah: Allaahumma innaka ‘afuwwun karîm tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annî (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi Maha Mulia, Engkau mencintai pemaafan, maka maafkanlah aku)”. (HR. Tirmidzi, dan Nasa’i).
BACA JUGA: Inspirasi Nama Bayi Perempuan dari Malam Lailatulqadar
Hadis ini memberikan tuntunan doa yang diamalkan pada malam lailatulqadar.
Doa tersebut menjadi salah satu amalan penting yang dipanjatkan saat menggapai malam kemuliaan tersebut. Meskipun seseorang tidak mengetahui malam apa yang ditetapkan sebagai malam kemuliaan.
“Lailatulqadar merupakan momentum yang paling ditunggu selama bulan suci Ramadhan. Ketika momen ini datang, maka dianjurkan memperbanyak membaca doa ini agar menjadi lebih berkah,” kata Kepala Seksi Pengembangan Metode dan Materi Dakwah Dit. Penerangan Agama Islam, Subhan Nur.
Subhan mengemukakan doa tersebut adalah:
Allaahumma innaka ‘afuwwun karîm tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annî
(Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi Maha mulia, Engkau mencintai pemaafan, maka maafkanlah aku)
Secara substansi, ujar Subhan, inti permintaan dalam doa tersebut adalah permohonan maaf yang diungkapkan dengan 3 bentuk kata yaitu ‘afuwwun, al-‘afwa, dan fa’fu.
Arti dasar kata “al-afuww” adalah menghapus sesuatu tanpa bekas. Berarti Allah Maha pengampun dengan menghapus dosa-dosa hamba-Nya tanpa ada bekas sedikit pun.
Kata “al-afwa” sering diartikan pemaafan sesuai dengan tujuan memanjatkan doa ini, yaitu kebersihan jiwa dari dosa dan kesalahan agar dapat meraih lailatulqadar.
Dalam kitab Minhaju al-Qashidin yang ditulis oleh Imam Ibnu Al-Jauzi (759 H) menjelaskan makna “al-afwu”. Makna “al-afwu” dalam doa ini meliputi 3 aspek yaitu badan, agama, dan ampunan Allah.
1. ‘Afwun fi al-Abdân(‘afwu pada badan) yaitu berupa perlindungan dan kesembuhan badan dari segala penyakit, atau sering diistilahkan dengan sehat walafiat.
2. ‘Afwun fi al-Adyân(‘afwu pada agama), yaitu berupa kemudahan dalam melakukan kebajikan, ibadah dan segala amalan akhirat.
3. ‘Afwun mina al-dayyân(ampunan dari Allah), yaitu dimaafkan, diampuni, dan digugurkan segala dosa oleh Allah SWT sehingga dijauhkan dari siksa akhirat.
“Untuk itu, marilah kita hidupkan malam-malam penghujung bulan Ramadhan ini dengan terus beribadah dan bermunajat kepada Allah SWT serta memperbanyak berdoa dengan doa ini. Semoga Allah SWT memudahkan kita semua dalam meraih lailatulqadar,” kata Subhan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News