GenPI.co - Laki-laki dua kali lebih berisiko meninggal akibat virus corona daripada perempuan. Sebuah studi terbesar pernah dilakukan terhadap faktor-faktor risiko penyakit yang telah ditemukan.
Dilansir dar Daily Mail, Lansia, obesitas dan etnis minoritas juga secara substansial lebih cenderung menjadi korban penyakit, menurut analisis NHS Inggris terhadap 17,4 juta catatan pasien.
Hal ini diungkap oleh kulit hitam dan Asia yang masing-masing 1,7 dan 1,6 kali lebih rentan meninggal akibat virus daripada orang kulit putih.
BACA JUGA :Virus Corona Tembus Gedung Putih, Merinding Dengar Presiden Trump
Ini sejalan dengan temuan dari laporan Kantor Statistik Nasional yang menunjukkan kelompok etnis minoritas lebih rentan terhadap penyakit.
Studi terbaru, oleh para ilmuwan dari Universitas Oxford dan London School of Hygiene dan Tropical Medicine, juga menyarankan merokok memiliki efek perlindungan.
BACA JUGA : Eucalyptus Diyakini Bisa Sembuhkan Pasien Virus Corona
Mereka yang tidak pernah merokok dua kali lebih mungkin meninggal akibat virus dibandingkan dengan pengguna rokok saat ini.
Studi ini merupakan hal terbaru dari serangkaian penelitian yang menunjukkan bahwa perokok memiliki risiko lebih rendah untuk menjadi sakit parah dengan covid-19. Ini digambarkan aneh oleh peneliti.
Di antara 17,4 juta orang yang termasuk dalam database penelitian, 5.707 meninggal karena covid-19 dari 1 Februari sampai 25 April.
Penelitian NHS menemukan bahwa lebih dari 80 faktor risiko terbesar adalah mereka yang memiliki komorbiditas seperti penyakit jantung atau diabetes yang tidak terkontrol.
Namun, itu juga dilihat dari jenis kelamin dan usia yang menjadi peran besar yakni, laki-laki 1,99 kali lebih mungkin meninggal sebagai wanita.
Sementara itu, orang-orang di usia enam puluhan dua kali lebih mungkin meninggal dibandingkan mereka yang berusia lima puluhan dengan risiko untuk lebih dari 70 dan meningkat lima kali lipat. Bagi mereka yang lebih tua dari 80, itu 12 kali lebih tinggi.
Dr Ben Goldacre dari Universitas Oxford, mengatakan temuan itu harus digunakan untuk memutuskan kebijakan ketika memberikan kelonggaran lockdown.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News