Tutup Usia, Ini Perjalanan Musik 'The God Father of Broken Heart'

05 Mei 2020 11:10

GenPI.co - Industri seni dan hiburan Tanah Air kembali berduka. Salah satu legenda musik campursari, Didi Kempot meninggal dunia, Selasa (5/5) pagi ini. Didi menghembuskan nafas terakhir di RS Kasih Ibu Solo diduga karena serangan jantung.

Melihat kembali perjalanan hidup sang legenda di dunia seni, nama sang legenda memang telah lama berkiprah di jagad seni pertunjukan. 

Namanya kembali bersinar dan naik daun beberapa waktu belakangan berkat sejumlah tembang benuansa patah hati pada konser-konsernya. 

Seniman bernama asli Didi Prasetyo atau juga akrab disapa ‘Lord Didi’sudah berkiprah di dunia seni campursari sejak tahun 1989. 

Darah seni mengalir deras di lingkungan keluarga Didi Kempot. Ayahnya, Ranto Edi Gudel, adalah pelawak. Sementara sang kakak, Mamiek Prakoso, merupakan salah satu pilar kelompok dagelan Srimulat.

BACA JUGA : 5 Fakta Menarik Didi Kempot yang Jarang Diketahui Publik
 
Kisahnya dimulai dari pertengahan tahun 1980-an, Didi memutuskan untuk terjun ke dunia musik. 

Ia mengawali langkahnya di jalanan, dari Yogyakarta sampai Jakarta, sebagai seorang pengamen. Namanya yang semula Didi Prasetyo pun berubah jadi “Didi Kempot”—merujuk pada singkatan Kelompok Penyanyi Trotoar. 

Seiring waktu, Didi Kempot ingin menyeriusi karir bermusiknya. Ia lantas memilih campursari. Alasannya, ia prihatin dengan sedikitnya anak-anak muda yang tertarik akan musik ini.

BACA JUGA : Kabar Lelayu, Didi Kempot Meninggal Dunia
 
“Kayaknya di situ saya lebih nyaman. Di situ saya melihat, waktu itu [di campursari] ada almarhum Mas Manthous, kalau keroncong dulu ada Waljinah, Mus Mulyadi. Makin ke belakang, kok, anak-anak muda kurang tertarik ke situ. Akhirnya, saya mencoba membuat lagu yang sekiranya anak-anak muda mau menerima gitu,” katanya dalam sebuah wawancara dengan Warning Magz pada 2017.

Campursari, sebagaimana namanya, merupakan jenis musik yang menggabungkan banyak warna: Barat, Timur, tradisi lokal, hingga dangdut. 

Hingga kini, nama Didi Kempot sudah setara dengan legenda. Membicarakan campursari tanpa menyebut Didi Kempot bisa jadi adalah kejahatan luar biasa. Didi Kempot adalah campursari.

Sejumlah tembang pun berhasil merebut hati barisan Sad Boy Club (julukan penggemar untuk Didi Kempot). 

Mulai dari Stasiun Balapan, Cidro, Layang Kangen, Pamer Bojo, hingga Suket Teki hingga Dalan Anyar. Dalam setiap konser Didi, para sad boy kompak bernyanyi berjamaah meluapkan kesedihan bersama sang idola. 
 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi Reporter: Hafid Arsyid

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co