GenPI.co - Bagaimana jika seluruh dewa-dewi sesembahan manusia masa lalu hidup membaur bersama masyarakat di Amerika Serikat? Neil Gaiman dalam novelnya yang berjudul American Gods memungkinkan hal itu terjadi.
Novel ini bercerita tentang seseorang bernama Shadow Moon yang baru saja menyelesaikan masa hukumannya selama 3 tahun untuk kejahatan yang tidak ia lakukan. Lepas dari hukuman, Shadow Moon yang digambarkan bertubuh besar dan tegap itu kemudian bertemu seorang tua bernama Wednesday.
Ia kemudian berkerja kepada orang tua itu, dan sejak itu petualangan absurd Shadow Moon pun dimulai. Ia kemudian mengetahui bahwa Wednesday adalah Odin, dewa tertinggi dalam mitologi Nordik. Ia dilupakan, dan bertahan dengan kekuatan yang tersisa dan bekerja sebagai penipu.
BACA JUGA: Novel Saman: Sebuah Kisah Cinta dan Ketidakadilan Masa Orde Baru
Selain Wednesday, ada banyak sekali sesembahan lain yang hidup membaur dengan masyarakat biasa. Ada Thor, si Dewa Petir bangsa Viking, lalu dewa dewi Yunani, hingga Yesus dan Khrisna.
Para dewa kuno itu diceritakan tengah terancam keberadaannya. Sebab tengah muncul sesembahan baru umat manusia dengan kekuatan yang mengerikan. Shadow Moon pun terjebak dalam perang epik antara masa lalu dan masa depan.
Dalam petualangannya, Wednesday terbunuh oleh para dewa baru. Meski begitu peperangan terus berlanjut dan kunci kemenangan para dewa terlupakan itu ada di tangan Shadow Moon.
Buat kalian yang ingin menikmati alur kisah yang out of the box, novel ini cocok jadi bahan bacaan. Neil Gaiman begitu cerdas mencampurkan mitologi-mitologi kuno dunia dalam novelnya yang setebal 768 halaman itu.
Karena keunikannya, film ini sempat dikonversi menjadi serial yang dirilis pada 2017 silam. Namun tayangan ini berhenti di season ke-2 dan belum diteruskan hingga kini. (*)
BACA JUGA: The Eyes of Darkness: Konspirasi di Balik Kematian Bocah Polos
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News