GenPI.co - Momen bulan ramadan menjadi bulan yang paling dinantikan masyarakat umat muslim. Berbagai kegiatan kerap mewarnai suasana menyambut bulan penuh hikmah tersebut.
Namun, taun ini momen tersebut pun dirayakan dengan hanya di rumah saja. Mengingat kondisi wabah virus corona yang belum mereda.
Tradisi unik menyambut momen tersebut dari berbagai daerah pun banyak yang dihentikan demi suasana yang kondusif.
Namun, ada beberapa tradisi yang sudah lama pun hampir punah karena perkembangan zaman. Apa saja?
1. Memukul Bedug
Tradisi lainnya yang semakin sulit ditemui adalah memukul bedug. Pada masa lalu bedug bisanya digunakan masyarakat untuk membangunkan umat muslim saat jam sahur dan sebagai pertanda saat waktu buka puasa telah tiba.
Tak hanya itu, masyarakat Jakarta juga sering menggunakan bedug sebagai kelangkapan pawai. Tapi sekarang bedug itu sulit ditemukan.
BACA JUGA : Penting! Keistimewaan 10 Hari Pertama di Bulan Ramadan
2. Padusan
Dulu masyarakat Jakarta melakukan tradisi padusan di Kali Ciliwung sekitar tahun 60-an hingga 70-an. Sekarang kegiatan itu sudah tidak dilakukan lagi. Mengingat kondisi kali Ciliwung yang kotor dan kerap banjir.
Padusan sendiri merupakan tradisi sakral yang biasa dilakukan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia untuk menyambut bulan suci Ramadhan.
Tradisi ini memiliki makna membersihkan jiwa dan raga seseorang sebelum menunaikan ibadah puasa.
BACA JUGA : Ramadan Tiba: Seleb Ramai Ucapkan Selamat Puasa, Gaya Gempi Lucu
3. Bermain Bleguran
Sekitar tahun 70-qn, warga Jakarta menunggu waktu berbuka dengan bermain bleguran.
Para remaja akan pergi ke kebun untuk mencari bambu ketung atau bamboo yang memiliki rongga besar sebagai dasar membuat bleguran.
Nantinya blegguran itu akan dimainkan pada malam hari. Sayangnya, sempitnya lahan terbuka di Jakarta membuat tradisi blegguran atau Meriam sulut sudah jarang ditemukan bahkan tidak ada lagi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News