Cinta Membuatku Gila, Kewarasanku Hilang

26 Maret 2020 21:59

GenPI.co - Adit selalu dibayangi rasa sakit menahan sakit hati, cemburu, dan terhina. Rasa itu bukan muncul sekali dua kali. Moment-momen seperti itu selalu datang seolah tanpa henti.

Di situlah Adit saat ini. Di pojok sepi kamar kecil rumah kostnya, sendiri, sepi, dan sakit hati.

BACA JUGA: Inspirasi Nama Bayi Perempuan Awalan E dari Bahasa Jepang

Dia hanya berteman sebotol minuman keras yang sedari tadi gamang dia genggam.

Entah sudah berapa puntung rokok yang telah mengerut terisap. Abunya bertebaran tanpa pola.

Semua bermula semenjak dirinya bertemu Valen. Dia dikenalkan oleh Joe, temannya, yang saat itu berada di tempat yang sama.

Perkenalan singkat itu berlangsung biasa saja. Sekadar tanya nama dan kegiatan sehari-harinya. Pertanyaan klasik yang umum.

Meski sedikit merasa ada yang salah dengan tatapan Valen, Adit berusaha untuk tak terlalu menanggapinya. Mungkin itu cuma perasaanku saja, pikirnya saat itu.

Pemikiran yang terbukti salah keesokan harinya.

“Dit, Valen minta nomor hapemu, nih. Aku kasih nggak?” Joe mengirim pesan.

“Eh, ada apa, nih? Kasih aja, deh. Siapa tahu emang dia ada perlu sama aku,” balas Adit.

Tidak berselang lama Vallen mengirim pesan kepada Adit.

“Hai, Adit. Makasih sudah ngizinin Joe ngasih nomormu. Apa kabar pagi ini? Hangover sudah lewat, kan?”

“Eh kamu. Hangover apaan? Orang aku cuma minum segelas cocktail doang semalam. Hari ini ada kulia.  Jadi, nggak niat buat menggila semalam. Ada apa, nih?”

“Oh kirain. Nggak ada apa-apa, sih. Cuma pengin kenalan lebih dari obrolan basa-basi semalam kalau boleh,”

“Ha ha ha. Ya boleh, lah. Kirain ada apaan. Sambung ntar, ya. Aku mau berangkat kuliah dulu, nih. Udah siang soalnya,”

“Okayy. See you later,”

Perkenalan mereka hari itu ternyata berlanjut. Mereka makin akrab tiap harinya. Valen seperti menyeret Adit pada kisah-kisah yang lebih dalam. Adit menikmati.

Enam bulan semenjak perkenalan itu…

“Kau sinting, ya, Dit! Aku pikir kau itu manusia cerdas yang jauh dari kata semacam desperate atau semacamnya. Kau baik-baik aja, kan, Dit?” cerocos Joe.

“Ini bukan desperate atau haus kasih atau apa, Joe. Please jangan sudutkan aku pada tempat sehina itu! Aku cinta dia, sayang dia, apa pun kondisinya. That’s it!”

“Dengan melupakan kenyataan bahwa kau tahu dia sudah punya pacar juga meski jauh di luar sana? Dengan melupakan kenyataan bahwa arti hadirmu bagi dia itu tak lebih dari selingkuhan semata? Gitu?” Joe mencerca dengan brutal.

“Tak perlu kau ingatkan. Aku sudah mengetahuinya dari awal. Valen sendiri yang dengan jujur menceritakan semua kondisi tentang dirinya. Aku harus apa, Joe? Awalnya aku juga merasa terhina ketika suatu malam dia menceritakan semuanya. Namun, aku juga tak bisa membohongi perasaanku sendiri,” tegas Adit

“Kau sinting, Dit!”

“Sinting untuk mencintainya? Sinting untuk hanya bisa menerima kenyataan bahwa dia dan pacarnya sudah menjalin hubungan bertahun-tahun dan tak mungkin aku goyahkan dengan kasih yang kuhamparkan? Aku cukup tahu diri untuk sekadar menjadi bayang ketika pria itu sejenak pergi dari kehidupan Valen. Aku sadar akan hal itu, Joe!”

“Itu mutlak keputusanmu, Dit. Aku sebagai teman cuma mengingatkan dan mempertanyakan tentang apa yang terjadi di depan mataku. Itu karena aku peduli. Namun, kembali ke dirimu. Aku yakin kamu sudah cukup dewasa untuk mengetahui setiap konsekuensi dari tindakan atau jalan yang kamu pilih. Mau sampai kapan?”

“Entahlah. Hanya pertanyaan itu yang belum bisa kujawab,”.

Adit terpekur, masih di pojokan kamar sempit rumah kost itu. Botol miras yang tadi digenggam kini kosong, terkulai tak jauh dari kakinya.

Bahkan rokok yang tadi terselip di jemarinya masih berada di sana. Mati karena lupa tak terisap atau sudah tak ada daya.

Adit tertidur karena mabuk, lelah, sakit hati. Besok dia akan terbangun dengan kepeningan yang dahsyat di kepalanya dan keheningan yang pekat di hatinya.

Dia harus menahan diri untuk seolah tak pernah mengenal Valen dalam hidupnya.

BACA JUGA: Inspirasi Nama Bayi Laki-Laki Islami, Artinya Bagus Banget

Paling tidak selama seminggu. Paling tidak selama kekasih Valen sedang berada di sana. Seminggu. Seminggu setelah malam ini, pelukan Valen akan menjadi miliknya. Hanya miliknya

Mungkin untuk dua bulan ke depan. Bisa jadi tiga bulan ke depan. Sebelum dilema semacam ini datang lagi, hari di mana kekasih Valen datang kembali selama tujuh hari. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng Reporter: Hafid Arsyid
Cinta   Gila   Kekasih   Dear Diary   Pacar   Cinta Gila  

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co