Orang Tua Menolak Merestui Kami, Alasannya Buatku Berterima Kasih

26 Maret 2020 01:51

GenPI.co - Pernahkah kamu menjalin sebuah hubungan asmara dengan seseorang dan dilarang oleh orang tuamu? Jika hal tersebut terjadi, mungkin perlu kamu pertimbangkan alasan agar tidak menyesal di kemudian hari.

Zaman ini memang bukan zaman Siti Nurbaya, yang semuanya harus serba diatur oleh orang tua, termasuk jodoh. Namun, kamu tetap harus menuruti perintah orang tua karena merekalah yang membesarkanmu hingga seperti sekarang ini.

Dulu, aku memiliki pacar bernama Yoga. Aku sudah pacaran sejak kuliah hingga tahun pertama aku bekerja. Karena merasa sudah mantap dan cocok, aku pun mengenalkan Yoga kepada orang tuaku.

Awalnya aku mersa optimis, karena aku merasa tidak ada yang kurang dari Yoga. Dia satu keyakinan denganku, bekerja di perusahaan ternama dan memiliki latar belakang yang baik pula.

BACA JUGA: Dunia pun Luruh Bersama Rahimku yang Hancur

Entah kenapa, orang tuaku sepertinya merasa kurang cocok dari awal pertemuan mereka dengan Yoga. Wajah mereka seperti kurang senang dengan kehadiran kekasihku itu. Namun, mereka tidak mengatakan apa-apa kepadaku.

Sekitar satu tahun kemudian, aku dan Yoga memantapkan diri untuk melangkah ke hubungan yang lebih serius. Di situlah kami harus menemukan kendala karena tidak mendapatkan restu dari orang tuaku.

Alasannya pun agak tidak masuk akal. Kata ibuku, Yoga kurang baik untuk menjadi imam karena sering melewatkan salat. Sedangkan kata ayahku, Yoga bukan lelaki yang baik, karena tidak sopan kepada orang tua.

Walaupun awalnya aku sangat tidak terima dengan keputusan orang tuaku, tetapi aku tidak mempunyai daya untuk menentang mereka. Bagaimanapun, aku tidak mungkin menikah tanpa restu orang tua.

Bisa ditebak,  hubunganku dan Yoga kandas di tengah jalan. Kami memulai kehidupan masing-masing, dan ternyata Yoga bisa melupakan aku dengan cepat.

Tidak sampai setahun kemudian, aku mengetahui bahwa Yoga sudah memiliki penggantiku. Bahkan, kudengar hubungannya sudah serius. Ternyata benar, beberapa bulan kemudian, aku mendapatkan undangan pernikahan mereka.

Di situ, aku merasa sedih dan sangat kecewa. Aku sempat menyalahkan orang tuaku, karena mereka yang telah menghalangiku untuk menikah dengan Yoga. Apa lagi, sampai sekarang aku belum bisa menemukan pasangan baru.

Hingga sekirar 2 tahun setelah pernikahan Yoga, aku masih sendiri. Entah mengapa, aku masih trauma untuk menjalin hubungan, jika akhirnya akan dikandaskan oleh orang tuaku.

Meski demikian, dalam hati yang paling dalam, aku merasa sudah siap dan sangat ingin menikah. Hanya saja, hingga saat ini aku belum mendapatkan pasangan yang tepat.

BACA JUGA: Bi Ima Bikin Aku Terkulai Lemas Namun Puas

Tepat menginjak usia kepala tiga, aku akhirnya dijodohkan dengan anak dari sahabat ayahku. Awalnya aku menolak, karena aku ingat betul bagaimana sosok orang yang akan dijodohkan denganku.

Laki-laki yang dijodohkan denganku namanya Firza. Kami sudah mengenal sejak kecil dan bersekolah di sekolah dasar yang sama. Namun, sejak SMP Firza dan keluarganya pindah ke Yogyakarta.

Firza yang kukenal dulu bukan anak yang baik-baik. Dia sangat nakal dan suka menjahili anak-anak perempuan di sekolah, termasuk aku. Dia juga suka mengataiku jelek dan kurus.

Meskipun aku sudah menolak dijodohkan, ayahku tetap bersikeras. Dia memintaku untuk setidaknya bertemu dulu dengan Firza. Dengan terpaksa, aku pun menuruti kata ayah.

Pada Sabtu sore, Firza menjemputku di rumah. Karena enggan untuk pergi, aku pun sengaja dandan berlama-lama supaya Firza kesal. Dia pun duduk di ruang tamu sambil mengobrol dengan ibu dan ayah.

Dari kamar, aku bisa mendengar suaranya sedang berceloteh kepada ayah tentang pekerjaannya. Gaya bicaranya masih sama seperti dulu, tengil.

Namun, aku begitu terperanjat  saat aku melihat Firza untuk pertama kalinya sejak dua puluh tahun terakhir ini. Rasanya aku tidak bisa menutup mulutku yang terus menganga.

Firza sekarang sangat tampan. Tubuhnya yang dulu pendek dan kerdil, sekarang menjadi tinggi dan gagah. Kulitnya juga bersih untuk ukuran laki-laki. Cara berpakaiannya juga sangat bagus dan membuatnya jadi semakin tampan.

Begitu juga Firza, yang tanpaknya tercengang melihatku. Sepertinya ia menanggap aku menarik secara fisik. Ya, penampilanku memang sudah jauh berbeda dari saat aku masih remaja. Tubuhku jadi lebih berisi dan aku sudah pintar mempercantik diri sekarang.

Sejak pertemuan awal, kami pun merasa cocok dan memutuskan untuk berpacaran. Bahkan, tak butuh waktu lama bagi Firza untuk melamarku dan mendapat restu dari orang tuaku.

Di tengah kesibukanku menyiapkan pernikahan, aku mendapat kabar bahwa Yoga dan istriya sudah bercerai. Bahkan, Yoga dituntut oleh keluarga istrinya karena melakukan KDRT.

Mendengar kabar tersebut, aku langsung teringat kata-kata orang tuaku yang menyebutkan bahwa Yoga sepertinya bukan lelaki yang baik. Ternyata itu bukan sekedar alasan orang tuaku untuk menolak Yoga, tetapi merupakan firasat buruk mereka.

Dari situ, aku pun sadar betapa pentingnya restu orang tua untuk memilih pasangan yang baik untuk masa sekarang dan masa depan. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co