Jaga Kebersihan, Perempuan Juga Rentan Kena Penyakit Sifilis

16 Februari 2020 02:40

GenPI.co - Sifilis tergolong penyakit infeksi menular. Penyakit ini akibat bakteri Treponema Pallidium yang bisa menyebabkan kerusakan serius pada organ otak, sistem saraf, jantung hingga mengamcam jiwa penderitanya.

Spesialis Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr. Wresti Indriatmi, mengatakan risiko tertular sifilis melalui satu hubungan badan dengan pasangan yang terinfeksi sekitar 3-10 persen.

BACA JUGA: Waspada Endometriosis, Penyakit yang Diderita Perempuan Kota

Penyakit ini juga menular dari ibu hamil kepada bayi atau janin saat dalam kandungan atau ketika melewati jalan lahir yang terdapat lesi sifilis, atau menular melalui darah yang tercemar.

Gejala penyakit ini tergantung stadium penyakitnya. Secara umum, ada empat stadium sifilis, yakni primer, sekunder, laten dan tersier. Pada Sifilis primer, bakteri memperbanyak diri pada tempat inokulasi dan membentuk chancre (lesi pada kulit yang keras, tidak gatal, biasanya berdiameter antara 1 cm dan 2 cm).

Pada Sifilis sekunder, sifilis menyebar ke kelenjar getah bening setempat, kemudian ke pembuluh darah. Pada Sifilis laten, penyakit itu sudah mulai mengenai banyak organ tubuh hingga akhirnya pada tingkatan tersier, terjadi infeksi atau inflamasi pembuluh darah dalam susunan syaraf pusat dan sistem kardiovaskular, atau membentuk lesi gumma.

"Jika infeksi tidak diobati akan merusak organ-organ tubuh seperti kebutaan, jantung, otak, saraf, pembuluh darah, tulang, kelumpuhan, dimensia, tuli, impotensi, hati bahkan
kematian," ungkap Wresti di Jakarta, Sabtu (15/2).

Menurut Wresti, tidak ada perbedaan yang terlalu signifikan pada gejala sifilis laki-laki atau perempuan. Namun, penderita laki-laki cenderung lebih banyak dibandingkan perempuan.

BACA JUGA: Khusus Perempuan! Sudah Tahu Ajaibnya Vitamin ini bagi Tubuhmu?

Mengenai pemeriksaan terhadap sifilis, dr. Anthony Handoko, SpKK, FINDSV dari Klinik Pramudia menjelaskan, ada empat tahapan yang biasa dilalui pasien, yakni pemeriksaan fisik pada selaput lendir dan kulit pada stadium primer dan sekunder.

Setelah itu, pemeriksaan Lab serologi darah (VDRL, TPHA) yang lazim digunakan untuk skrining awal dan lanjut, diiikuti pemeriksaan Dark-Field Microscopy dan pemeriksaan CSF/Carian Serebrospinal pada Neurosifilis.

"Jika sudah diketahui seseorang terkena Sifilis, maka perlu segera dilaksanakan tatalaksana pengobatan Sifilis. Hingga saat ini bakteri Treponema Pallidum masih sensitif terhadap antibiotik Penisilin, sehingga obat pilihan utama terapi tetap dengan pemberian antibiotik golongan penisilin," kata Anthony.

Menurut dia, pemberian penisilin dapat melalui injeksi intramuskular dengan dosis yang berbeda-beda, tergantung stadium penyakit sifilis dan co-morbidititas (penyakit atau kondisi penyerta).

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co