GenPI.co - Malam itu aku berdiri di depan pintu memandang seseorang wanita paruh baya duduk di kursi goyang menatap nanar ke arah jendela. Dia adalah ibuku.
Sudah tiga tahun kejiwaannya terganggu setelah aku dan Romi suamiku sah bercerai.
Keputusan kami bercerai, lantaran Romi kepincut wanita lain di saat aku sedang mengandung buah hatinya.
Kata para tetangga Romi kena ilmu pelet.
Keluarga kami masih percaya tentang hal-hal mistis semacam itu, meskipun aku sendiri kadang menampik semua berita tersebut.
Selama masa kehamilan aku tidak pernah mendapatkan hakku sebagai seorang istri.
Bahkan sampai Laila lahir dan meninggal dunia di usia dua tahun.
Saat itu, aku benar-benar sangat terpuruk.
Begitu pula dengan ibuku yang tidak tahan menerima sanksi sosial di masyarakat.
Dalam keadaan hamil, aku sendiri sering mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan, baik dari keluarga Romi maupun dari masyarakat.
Seringkali aku mendengar mereka mencemoohku dengan kata-kata yang tidak menyenangkan.
Itulah yang membuat ibu tertekan hingga kejiwaaannya terganggu.
Malam itu menjadi malam yang kelam bagiku.
Suami yang aku cintai menghilang tanpa kabar.
Setelah dua hari tidak pulang, aku dan adik laki-lakiku mencarinya.
Kami datang ke kantornya untuk memastikan semuanya, hingga aku menjumpai Ia sedang berboncengan dengan wanita lain yang tidak aku kenal.
Dengan penuh emosi aku langsung menghampiri dan melabraknya.
BACA JUGA : Wow! 3 Zodiak Ini Menjadi Buruan Pria, Gemini Sempurna
Namun yang membuat aku terkejut, Romi tidak mengenaliku sama sekali dan yang terjadi dia justru berbalik marah kepadaku.
Kata sahabatnya, wanita itu adalah seorang pemandu karaoke di sebuah kafe.
Hubungan gelapnya dengan wanita itu pun sudah diketahui lama oleh teman-temannya, tetapi justru tidak pernah dihiraukan olehnya.
Itulah kenapa Romi dibilang terkena pelet oleh wanita itu.
Sejak hari itu, hatiku hancur lebur. Padahal aku tengah mengandung buah hatinya.
Setelah kejadiaan yang tak pernah kulupakan ini, kesehatanku pun ikut terganggu, aku jadi sering pendarahan akibat setres.
Bahkan pendarahan yang terjadi sampai aku melahirkan seorang bayi perempuan hasil pernikahan aku dan Romi yang aku beri nama Angel.
Angel terpaksa lahir tanpa seorang bapak. Sedangkan kesehatan ibu mulai memburuk.
Dia sering marah-marah sendiri, murung hingga keluar masuk rumah sakit.
BACA JUGA : Mau Hubungan Kamu Langgeng Sampai Maut Menjemput? Ini Resepnya...
Sementara aku harus mengurus anak semata wayangku, mengurus ibu dan mengurus perceraian dengan Romi.
Aku ingat, pada hari itu aku pulang ke rumah sembari menggendong Angel. Namun, di rumah aku mendapati Romi sedang mengamuk di depan ibu.
Semua barang-barang hancur olehnya. Sejak saat itu, perilaku ibu semakin buruk, beliau murung dan tak punya gairah hidup.
Kejadian buruk itu tidak terjadi sekali. Romi datang berkali-kali dengan amarah yang tinggi akibat kasus perceraian tersebut.
Setahun kemudian, Angel sakit. Ada masalah pada selaput otaknya. Akupun pun sampai bingung.
Sejumlah upaya aku lakukan untuk menyembuhkan Angel tetapi, Tuhan lebih sayang dengan Angel.
Kepergian Romi, dan kepergian Angel membuat kondisi ibu semakin terpuruk begitupun aku yang sempat ingin mengakhiri hidup.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News