Bunda, Beri Si kecil Jambu Biji dan Rasakan Manfaatnya

GenPI.co - Jambu biji dianggap sebagai makanan yang tidak aman untuk bayi karena memiliki banyak biji yang dapat mengganggu pencernaan.

Namun, jambu biji ternyata merupakan salah satu makanan pendukung ASI atau MPASI yang terbaik untuk bayi.

Jambu biji mengandung semua vitamin, mineral, dan senyawa yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh dan berkembang. Kandungan tersebut sangat bermanfaat untuk membantu perkembangan fisik dan otak bayi.

Untuk para ibu, penting sekali untuk mengetahui manfaat jambu biji untuk kesehatan bayi. Berikut 5 manfaat jambu biji untuk bayi, yang dilansir dari situs Boldsky.

BACA JUGA: Khasiat Buah Delima, Lebih Dahsyat Dari Pada Skin Care Mahal

1. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh

Jambu biji kaya akan kandungan vitamin C. Bahkan, jambu biji mengandung vitamin C empat kali lebih banyak daripada jeruk. Kandungan vitamin C sangat penting untuk fungsi kekebalan tubuh, pertumbuhan, dan regenerasi sel pada bayi.

2. Membantu perkembangan sistem saraf

Jambu biji mengandung asam folat yang bermanfaat untuk membantu pertumbuhan sistem saraf dan peredaran darah pada bayi.

Jambu biji juga baik dikonsumsi ibu saat hamil, karena dapat mencegah cacat lahir yang terkait otak dan tulang belakang.

3. Menyehatkan mata

Sama seperti wortel, jambu biji kaya akan vitamin A yang sangat penting untuk kesehatan mata. Mengonsumsi jambu biji bisa mencegah bayi dari penyakit mata seperti xerophthalmia.

BACA JUGA: Bumil Rajin Minum Air Kelapa, Kulit Bayi Jadi Putih?

4. Mencegah kanker

Jambu biji kaya akan antioksidan yang bermanfaat untuk mencegah bayi dari risiko kanker. Selain itu, jambu biji juga membantu pencegahan penyakit yang diinduksi ROS seperti alzheimer dan parkinson dan gangguan lain seperti hiperoksia dan peradangan.

5. Bermanfaat untuk perkembangan otak

Biji jambu biji memiliki kandungan asam lemak seperti linoleat dan fenolik, yang berperan penting dalam perkembangan otak bayi.

Selain itu, jambu biji juga menfaat untuk membantu formasi jaringan otak bayi, sehingga mendorong kemampuan berpikirnya. (*)