Cara Mengatasi Kecemasan untuk Mendukung Kesehatan Kognitif

08 Februari 2025 13:40

GenPI.co - Jika kecemasan dipastikan sebagai faktor risiko signifikan untuk demensia, hal ini dapat memiliki implikasi yang mendalam bagi kesehatan masyarakat.

Dilansir Health, sebuah studi di Journal of the American Geriatrics Society menyebut orang yang mengalami kecemasan berisiko mengalami demensia.

Psikolog klinis Michele Nealon mengatakan hal itu akan memerlukan penyertaan perawatan kesehatan mental sebagai komponen utama dari strategi pencegahan demensia.

BACA JUGA:  Tingkatkan Kesehatan dengan Makanan Berwarna Ungu, Wajib Coba!

"Pemeriksaan kecemasan pada usia paruh baya dapat menjadi bagian rutin dari penilaian kesehatan, dan intervensi dini dapat ditekankan dalam kampanye kesehatan masyarakat," ujarnya.

Kecemasan dapat memengaruhi orang-orang di segala usia, tetapi risiko keterkaitannya dengan demensia telah dipelajari lebih lanjut pada orang dewasa yang lebih tua, khususnya di atas 60 tahun.

BACA JUGA:  Makanan Berwarna Ungu Bisa Jadi Pilihan Cerdas untuk Kesehatan, Apa Saja?

Namun, yang terbaik adalah melakukan skrining atau mengatasi kecemasan sedini mungkin, khususnya sekitar usia 40 tahun.

"Kemampuan otak untuk beradaptasi dan menata ulang menurun seiring bertambahnya usia, sehingga otak lebih rentan terhadap dampak stres dan kecemasan kronis," katanya.

BACA JUGA:  4 Makanan Terbaik Buat Diet Vegan, Mudah Ditemukan dan Terjangkau

Bagi orang dewasa yang lebih muda, kecemasan yang tidak diobati dapat menjadi dasar bagi masalah kognitif di kemudian hari.

Tetapi sekali lagi, mengobati kecemasan bisa mengurangi risiko terkait demensia.

Hal itu menunjukkan bahwa otak masih memiliki tingkat ketahanan, bahkan saat bertambah tua.

"Jika efek merusak dari kecemasan kronis dihentikan cukup dini, otak dapat pulih, dan perkembangan menuju demensia dapat diperlambat atau dicegah," jelasnya.

Nealon menekankan pentingnya pengobatan yang tepat waktu dan efektif untuk kecemasan.

Penanganan kecemasan biasanya mencakup kombinasi psikoterapi, seperti terapi perilaku kognitif, dan farmakoterapi dengan obat antidepresan.

Perubahan gaya hidup atau perilaku, seperti lebih banyak berolahraga, mindfulness, dan keterlibatan sosial, juga merupakan kunci.

"Seseorang yang mengalami kecemasan terus-menerus disarankan untuk mencari bantuan, karena kecemasan dapat diatasi dan diobati.

Dia mengatakan hal pengobatan kecemasan juga membantu mengurangi risiko demensia di kemudian hari. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co