GenPI.co - Saat ini kamu mungkin menganggap makanan ultra-olahan sebagai tanda bahaya yang nyata bagi kesehatan.
Dilansir Health, sejumlah penelitian telah mengaitkan pola makan yang kaya akan makanan olahan ultra dengan peningkatan risiko kondisi kesehatan kronis seperti penyakit jantung, obesitas, dan kanker.
Namun, makanan ultra-olahan mencakup kategori yang sangat luas.
Pakar mengatakan masih ada ruang untuk pemikiran yang lebih mendalam tentang makanan ini.
Bahkan, beberapa mungkin tidak seburuk yang lain bagi kesehatan.
Sebuah studi tahun 2024 di The Lancet Regional Health Americas mengungkapkan ada makanan ultra-olahan yang masih baik untuk kesehatan.
Misalnya roti, sereal dingin, yoghurt, makanan penutup olahan susu, dan camilan gurih, tidak dikaitkan dengan buruknya kesehatan kardiovaskular.
Temuan tersebut merupakan indikator fakta yang lebih luas seputar makanan ultra-olahan.
"Penting untuk dicatat bahwa tidak semua makanan ultra-olahan harus dicemooh secara universal," kata kreator BetterThanDieting.com Bonnie Taub-Dix, RDN.
Beberapa produk yang disebut sebagai "ultra-olahan" dapat menawarkan nilai dan praktis, menyediakan cara yang terjangkau untuk memenuhi kebutuhan makanan.
Taub-Dix mengatakan kurangnya kejelasan tentang apa sebenarnya makanan ultra-olahan itu menambah kebingungan.
Sementara istilah "makanan cepat saji" secara tradisional diterapkan pada kelompok makanan yang relatif kecil, "makanan ultra-olahan" mencakup kelompok yang lebih besar.
Meskipun definisinya beragam, Taub-Dix menggambarkan makanan ultra-olahan sebagai makanan yang sangat diubah selama produksi serta mengandung gula tambahan, lemak tak sehat, natrium, dan bahan buatan.
Permen, minuman manis, makanan ringan kemasan, dan daging olahan semuanya termasuk dalam kategori ini, bahkan oatmeal instan dan kerupuk gandum utuh juga termasuk. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News