GenPI.co - Kekerasan emosional yang dilakukan orang tua dapat berdampak negatif pada psikologis anak.
Kekerasan emosional lebih bersifat verbal atau non-fisik, namun dapat meninggalkan luka mendalam.
Dilansir Marriage, berikut tanda-tanda orang tua melakukan kekerasan emosional pada anak.
Orang tua yang menunjukkan perubahan suasana hati ekstrem menciptakan lingkungan tidak nyaman bagi anak.
Anak tidak pernah tahu apa yang akan memicu respons positif atau negatif orang tua.
Ketidaknyamanan ini menyebabkan kecemasan dan stres, karena anak selalu waspada, mencoba mengantisipasi reaksi negatif dari orang tuanya.
Mengabaikan berarti tidak menunjukkan minat sama sekali terhadap kehidupan, prestasi, atau kebutuhan emosional anak.
Pengabaian ini membuat anak merasa tidak diperhatikan dan tidak layak mendapatkan perhatian atau perawatan.
Seiring berjalannya waktu, kurangnya keterlibatan orang tua dapat menyebabkan masalah keterikatan dan ketidakmampuan untuk membentuk hubungan emosional yang sehat.
Meneror anak berarti menciptakan suasana ketakutan melalui ancaman, teriakan, atau perilaku agresif.
Hal ini dapat membuat anak terus-menerus merasa takut dan tidak aman di rumah sendiri.
Hidup dalam kondisi ketakutan seperti itu dapat menyebabkan masalah emosional dan psikologis jangka panjang, termasuk kecemasan, depresi, dan gangguan stres pascatrauma (PTSD).
Kekerasan emosional lainnya adalah memanipulasi dengan membuat anak merasa bersalah atas masalah atau ketidakbahagiaan orang tuanya.
Orang tua menganggap bahwa perilaku atau keberadaan anak adalah penyebab stres. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News