GenPI.co - Kekerasan emosional yang dilakukan orang tua merupakan masalah yang sering kali tidak disadari, padahal dampaknya terhadap anak-anak bisa sangat mendalam dan bertahan lama.
Dilansir Marriage, berikut tanda-tanda kekerasan emosional yang dilakukan orang tua.
Ketika orang tua terbiasa mengkritik segala hal, mulai dari tindakan hingga pikiran dan perasaan anak, maka si kecil akan menerima pesan bahwa dirinya tidak cukup baik atau memiliki kekurangan.
Pengawasan yang tak henti-hentinya ini dapat membuat anak meragukan kemampuan dan harga dirinya.
Hal itu akan menumbuhkan rasa takut yang berlebihan untuk membuat kesalahan atau mencoba hal baru.
Penghinaan terjadi ketika orang tua meremehkan atau mempermalukan anak, baik di depan orang lain maupun saat di rumah.
Bentuk penghinaan dapat berupa ejekan, sarkasme, atau komentar yang merendahkan mengenai kemampuan, penampilan, atau minat anak.
Tindakan semacam ini tidak hanya merusak harga diri anak, tetapi juga mengajarkan mereka bahwa cinta dan rasa hormat itu bersyarat, bergantung pada pemenuhan harapan orang tua yang sering kali tidak realistis.
Penolakan dari orang tua dapat muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari pernyataan tidak suka atau ketidaksetujuan secara langsung, hingga tindakan yang lebih halus seperti ketidakpedulian atau kurangnya perhatian dan kasih sayang.
Ketika anak merasa ditolak oleh orang tua, maka dapat menimbulkan perasaan kesepian, rendah diri, dan keyakinan bahwa mereka tidak layak untuk dicintai.
Mengisolasi anak berarti membatasi interaksi sosial mereka, seperti melarang bertemu teman atau keluarga secara langsung.
Hal itu memanipulasi secara emosional agar anak tetap bergantung pada orang tua.
Taktik pengendalian semacam ini dapat menghambat perkembangan sosial anak, yang pada akhirnya menyulitkan mereka membentuk dan mempertahankan hubungan yang sehat di luar keluarga. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News