GenPI.co - Kepemimpinan yang cerdas secara emosional adalah keterampilan yang dapat dipelajari dan diajarkan sepanjang hidup.
Kesalahan menjadi guru, dan kamu tumbuh dalam kemampuan untuk mengelola orang lain dan diri sendiri.
Dilansir Help Guide, berikut ini adalah saran-saran berdasarkan beberapa karakteristik dan kompetensi yang menjadikan seseorang berkembang secara emosional dan menjadi pemimpin yang baik.
Berusahalah untuk menyampaikan pikiran dengan perasaan, dan juga perasaan dengan pikiran.
Sayangnya, bahasa nonverbal tubuh dapat, dan sering kali, diredam oleh pikiran. Maka kamu tidak dapat mendengar diri sendiri pada tingkat naluriah.
Orang yang berupaya menjaga hubungan antara apa yang mereka pikirkan, katakan, dan lakukan di satu sisi, dan apa yang dirasakan di sisi lain, membawa kebijaksanaan naluri inti ke dalam keputusan dan tindakan.
Komunikasi yang baik, terutama yang dilakukan dengan orang sakit atau yang ketakutan, hampir seluruhnya bersifat nonverbal.
Perhatikan bagaimana dokter atau perawat yang benar-benar baik akan melakukan kontak mata, tersenyum, menghibur pasien, mendengarkan kekhawatirannya, dan menyentuhnya secara fisik dengan cara yang lembut.
Lalu lihat kebalikannya, profesional perawatan kesehatan yang dingin, kaku, atau tidak menyadari apa yang dirasakan pasien atau anggota staf yang sedang ditanganinya.
Pemimpin dengan kecerdasan emosional dapat menyampaikan dan menerima informasi yang jauh melampaui kata-kata hingga ke ranah penyembuhan melalui komunikasi nonverbal.
Empati adalah kemampuan untuk merasa yakin dalam kesadaran akan pikiran, perasaan, dan nilai-nilai, sehingga kamu dapat memahami sudut pandang yang berlawanan tanpa mengabaikan kebutuhan diri sendiri.
Jika tidak memiliki empati, kamu akan terpuruk dalam berbagai jenis negosiasi, terutama yang melibatkan konflik.
Itu adalah masalah koneksi versus isolasi. Koneksi dengan orang lain melalui keterbukaan sejati terhadap perspektif mereka memberi kamu wawasan dan pemahaman yang tidak mungkin diperoleh tanpa empati.
Selain itu, ketika berhasil berempati dengan cara pandang dan perasaan orang lain, kamu juga akan lebih mampu memahami apa yang mereka butuhkan dan memenuhi kebutuhan tersebut. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News