GenPI.co - Mempermalukan, baik disengaja atau tidak, dapat memiliki efek jangka panjang pada harga diri dan emosional anak.
Pengalaman malu yang berulang dapat menyebabkan perasaan tidak mampu dan kecemasan pada anak.
Dilansir Times of India, berikut adalah beberapa perilaku umum yang mungkin tidak disadari orang tua sebagai bentuk rasa malu pada anak.
Salah satu perilaku yang paling umum dan berbahaya adalah membandingkan anak dengan orang lain.
Baik itu saudara kandung, teman sekelas, atau bahkan anak teman, perbandingan ini dapat membuat anak merasa tidak mampu.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology, anak-anak yang sering dibandingkan dengan orang lain oleh orang tua lebih mungkin memiliki harga diri yang rendah dan kecemasan sosial.
Alih-alih membandingkan, fokuslah pada kekuatan unik anak dan dorong mereka untuk mencapai yang terbaik.
Emosi anak-anak sering kali kuat dan dapat menjadi beban yang berat bagi orang tua untuk mengelolanya.
Mengabaikan atau tidak mengakui perasaan dapat membuat mereka merasa malu.
Sebuah penelitian oleh 'Children' menemukan bahwa anak-anak yang merasa emosinya tidak dihargai oleh orang tua, menyebabkan masalah emosional dan perilaku pada masa remaja.
Akui apa yang mereka alami. Ini tidak berarti menyetujui semua yang mereka rasakan, tetapi tunjukkan empati dan pengertian.
Kata-kata yang digunakan orang tua dapat berdampak besar pada anak-anak mereka.
Frasa seperti "Kamu selalu malas" atau "Mengapa kamu tidak bisa seperti kakakmu?" dapat menanamkan citra diri yang negatif.
Pelabelan negatif dapat menyebabkan anak mempercayai deskriptor ini sebagai kebenaran, yang dapat menghambat pertumbuhan pribadi dan harga diri mereka.
Penguatan positif dan kritik yang membangun harus menggantikan label negatif.
Misalnya, daripada mengatakan, "Kamu sangat berantakan," cobalah, "Ayo bekerja sama untuk menjaga kamarmu tetap bersih." (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News