GenPI.co - Dokter spesialis bedah konsultan onkologi dari Universitas Indonesia Dr Diani Kartini membagikan tips mengurangi risiko kanker payudara pada ibu menyusui.
Diani mengatakan salah satu cara efektif mengurangi risiko terkena kanker payudara adalah dengan pemberian ASI eksklusif selama dua tahun.
“Perempuan yang tidak menyusui, tidak ada anak, itu merupakan faktor risiko kanker payudara. Jadi minimal pemberian ASI eksklusif dua tahun,” katanya dikutip dari Antara, Jumat (18/10).
Dia mengungkapkan ibu yang tidak menyusui secara langsung atau tidak menikah, punya risiko lebih besar terkena kanker payudara dibanding mereka yang menyusui.
Diani menyampaikan kondisi tersebut adalah faktor risiko yang tidak bisa dicegah, selain juga karena genetik, usia, serta jenis kelamin.
Dia menjelaskan supaya bisa meminimalkan risiko itu, maka perlu penerapan pola hidup sehat dan gaya hidup harus dikendalikan.
“Kalau tidak punya anak, kemudian usia, jenis kelamin, hingga faktor turunan ini risiko yang tidak bisa kita kendalikan,” ujarnya.
Diani juga menyampaikan benjolan bisa muncul setelah selesai memberi ASI ekslusif kepada bayi. Hal itu bisa berkaitan dengan ASI yang menggumpal atau potensi suatu tumor.
Dia pun menyarankan supaya rutin memeriksa kondisi payudara meski masih masa hamil atau masa menyusui dengan cara merabanya.
“Jika benjolan itu bergerak, kemungkinan tumor jinak. Jika tidak bergerak, supaya melakukan pemeriksaan tambahan, karena bisa jadi tanda kanker payudara,” ucapnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News