GenPI.co - Pertengkaran sering kali terjadi dalam hubungan karena perbedaan pendapat atau ada kesalahpahaman.
Orang-orang mengungkapkan perasaan dan frustrasinya dengan berbagai cara saat bertengkar, mulai dari menghindari dan mengabaikan masalah hingga menyalahkan, membela diri, dan menjelaskan secara berlebihan.
Penting untuk memahami bagaimana pasangan mengekspresikan diri selama konflik untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang konflik tersebut dan memiliki hubungan yang lebih kuat dengannya.
Dilansir Times of India, berikut bahasa pertengkaran paling umum terjadi dalam hubungan.
Membaca pikiran adalah masalah komunikasi umum yang sering terlihat dalam hubungan, terutama dengan orang-orang yang cemas atau terlalu banyak berpikir.
Ini terjadi ketika seseorang berasumsi bahwa mereka mengetahui apa yang dipikirkan atau dirasakan pasangan tanpa benar-benar menanyakannya.
Hal ini dapat menyebabkan kesalahpahaman yang serius dan menimbulkan kebencian, frustrasi, dan kecemasan karena kurangnya komunikasi terbuka.
Ini adalah situasi tidak sehat yang dapat menyebabkan masalah serius dalam suatu hubungan.
Generalisasi berlebihan adalah perilaku di mana seseorang membesar-besarkan masalah kecil, menggunakannya sebagai cara untuk menyalahkan pasangannya berdasarkan kepribadian atau keadaan tertentu.
Mereka tidak mempertimbangkan keseluruhan situasi atau sudut pandang pasangannya dan menggunakan pernyataan seperti "kamu selalu" atau "kamu tidak pernah" untuk memperdebatkan pendapat mereka.
Misalnya, jika pasangannya pernah melupakan acara khusus karena jadwal kerja yang padat, mereka mungkin akan mengatakan "kamu selalu melupakan acara penting".
Hal ini membuat pasangannya merasa tidak dihargai dan dikritik secara tidak adil, serta mengabaikan kontribusi mereka terhadap hubungan tersebut. Hal ini menyebabkan frustrasi, kemarahan, dan perasaan disalahpahami.
Perilaku pasif-agresif dalam suatu hubungan terjadi ketika seseorang merasa frustrasi atau kesal namun tidak mengungkapkannya secara terbuka dan jujur.
Alih-alih melakukan percakapan yang sehat tentang perasaannya, mereka mungkin bertindak seperti sarkasme, diam kepada pasangannya, atau bersikap dingin.
Mereka juga mungkin menyangkal rasa kesal ketika ditanya secara langsung, dengan mengatakan hal-hal seperti “tidak ada yang salah” atau “Saya baik-baik saja”.
Kurangnya komunikasi yang jelas ini dapat membuat pasangannya merasa bingung, frustrasi, sedih, atau cemas.
Hal ini menciptakan masalah dan ketegangan yang belum terselesaikan dalam hubungan, menjadikannya negatif dan tidak sehat.
Peralihan kesalahan adalah ketika salah satu pasangan menghindari menerima kesalahannya atau mengambil tanggung jawab atas tindakannya.
Alih-alih mengakui kesalahannya, mereka malah menyalahkan orang lain dan membuat orang tersebut merasa bersalah.
Mereka menolak untuk melihat bagaimana tindakan mereka sendiri bisa menyebabkan pertengkaran dan terus menyalahkan pasangannya.
Hal ini membuat pertengkaran terus berlanjut dan membuat kedua belah pihak merasa kesal dan marah, karena tidak ada solusi efektif terhadap masalah tersebut. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News