3 Tanda Kamu Punya Teman Toxic, Begini Cara Menghadapinya

24 April 2024 16:40

GenPI.co - Tidak semua teman terbukti baik hati, beberapa mungkin berubah menjadi toxic, meninggalkan gejolak emosi, dan keraguan.

Dilansir Times of India, berikut cara mengenali perilaku beracun dalam diri seorang teman menjadi hal terpenting untuk menjaga kesejahteraan mental seseorang dan membina ikatan yang sehat.

1. Negatif yang abadi

Teman yang beracun sering kali berada dalam lingkungan yang negatif, terus-menerus mengeluh atau mengkritik tanpa memberikan solusi yang membangun.

BACA JUGA:  Menjaga Hubungan Tetap Sehat dan Harmonis dengan Menerapkan Batasan

Mereka mungkin meremehkan pencapaian atau meremehkan harga diri.

Jika menghabiskan waktu bersama seorang teman membuat kamu merasa lelah karena terus-menerus fokus pada hal-hal negatif dalam hidup, ini merupakan peringatan yang jelas.

BACA JUGA:  4 Cara Menyeimbangkan Kemandirian dan Kebersamaan agar Hubungan Tetap Harmonis

Tetapkan batasan dengan mengarahkan pembicaraan secara perlahan ke arah yang lebih positif.

Dorong teman untuk mencari solusi daripada hanya memikirkan masalahnya saja.

BACA JUGA:  Red Flag, Kenali 3 Tanda Pasangan Toksik dalam Hubungan Asmara

Jika sikap negatif mereka masih ada, pertimbangkan untuk memulai dialog yang jujur ​​mengenai dampaknya terhadap pertemanan.

2. Kurangnya dukungan

Persahabatan yang beracun mungkin tidak memiliki elemen penting dalam mendukung aspirasi, impian, atau usaha.

Alih-alih menyemangati, teman-teman tersebut mungkin menunjukkan kecemburuan atau berupaya menyabot kesuksesan, membuat kamu berkecil hati dan terisolasi dalam upayamu.

Kelilingi diri dengan lingkaran orang-orang suportif yang mengangkat dan memotivasi.

Komunikasikan dengan jelas tujuan dan batasan kepada teman, tekankan pentingnya saling mendukung dalam hubungan.

Jika mereka terus menerus melemahkan upayamu, nilai kembali dinamika persahabatan tersebut.

3. Taktik manipulatif

Teman yang beracun sering kali menggunakan taktik manipulatif untuk mendapatkan kendali atau pengaruh atas tindakanmu.

Baik melalui rasa bersalah atau pemerasan emosional, perilaku seperti itu mengikis kepercayaan dan otonomi, sehingga menumbuhkan kebencian dan frustrasi.

Kenali taktik manipulasi dan tegaskan batasan dengan tegas. Menolak untuk terlibat dalam perilaku yang mengkompromikan nilai-nilai atau otonomi.

Carilah bimbingan dari orang kepercayaan tepercaya atau terapis untuk menavigasi dinamika rumit ini dan mendapatkan kembali hak pilihan atas pilihanmu. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co