Ghosting adalah Jenis Perpisahan Paling Buruk bagi Otak, Kata Psikolog

01 Maret 2024 13:50

GenPI.co - Ghosting adalah ketika seseorang mengakhiri hubungan romantis dengan tiba-tiba menarik diri dari semua komunikasi, tanpa penjelasan. 

Dilansir Daily Mail, sebuah jajak pendapat terhadap 5.000 orang yang dilakukan oleh Forbes Health menemukan bahwa 76 persen partisipan pernah melakukan ghosting atau menjadi hantu saat berkencan.

Namun fakta bahwa ghosting adalah hal biasa tidak membuat penanganannya lebih mudah, dan move on mungkin terasa mustahil setelah ghosting.

BACA JUGA:  4 Cara Menjadi Pasangan Kuat untuk Membangun Hubungan yang Mengagumkan

Dr Roxy Zarrabi, seorang psikolog berlisensi di Chicago, menjelaskan mengapa ghosting sangat sulit untuk disembuhkan.

Alasan pertama adalah karena tidak mengetahui alasan seseorang melakukan ghosting pada kamu mungkin lebih sulit dipahami oleh otak, dibandingkan saat mengetahui jawabannya. 

BACA JUGA:  4 Tips Menghadapi Pasangan yang Menjadi Pecandu

Ini karena ketika dihadapkan pada hal yang tidak diketahui, otak kita merindukan kepastian untuk melindungi kita dari potensi bahaya.

Dengan kata lain, kita berputar-putar bertanya-tanya apa yang terjadi atau kesalahan apa yang kita lakukan. 

BACA JUGA:  3 Cara Jitu Membangun Pemahaman yang Lebih Dalam dengan Pasangan

Ketidaktahuan menyebabkan kecemasan dan membawa kita pada skenario terburuk.

Ghosting adalah salah satu bentuk penolakan sosial, tambahnya. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa ketika seseorang merasa ditolak, reseptor rasa sakit di otak menyala di area yang sama seperti ketika merasakan sakit fisik. 

Hal ini menjelaskan mengapa orang-orang yang mengalami perpisahan di mana mereka merasa sangat ditolak sering kali mengatakan bahwa mereka merasa kesakitan secara fisik. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co