GenPI.co - Kekerasan emosional adalah tindakan yang secara sengaja merendahkan nilai seseorang oleh orang lain untuk meninggikan dirinya.
Kekerasan emosional dan pesan-pesan negatifnya adalah salah, sehingga menghalangi kamu menemukan dan memahami kebenaran tentang siapa dirimu.
Penyembuhan bukanlah tugas yang harus kamu selesaikan dengan sempurna, atau perlombaan yang hanya memiliki satu garis finis.
Cedera emosional bisa seperti cedera fisik, tetap membutuhkan waktu untuk sembuh.
Dilansir Psychology Today, berikut langkah untuk memulai penyembuhan dari kekerasan emosional.
Kekerasan emosional adalah praktik yang dirancang untuk meyakinkan kamu dengan kata-kata, tindakan, dan gagasan bahwa kamu tidak berdaya dan tidak memiliki hak. Ini bohong. Kamu memiliki hak dan kekuasaan.
Kamu berhak untuk tidak mendapatkan kekerasan secara emosional. Kamu mempunyai kekuatan untuk mengatakan "tidak" jika seseorang mengancam akan menyakitimu.
Kamu mempunyai hak untuk melanjutkan hidup, bebas dari hubungan yang penuh kekerasan. Kamu memiliki kekuatan untuk memaafkan orang yang menyakitimu.
Jika pernah mengalami pelecehan emosional, kamu mungkin meragukan kemampuan diri sendiri dalam mengambil keputusan yang baik.
Mendapatkan kembali kekuatan pribadi berarti belajar mencintai dan memercayai diri sendiri.
Pelaku kekerasan emosional berusaha menghancurkan semangat kamu sehingga lebih patuh dan lebih mudah dikendalikan.
Begitu kendali itu sudah terbentuk, sulit untuk melonggarkan cengkeramannya.
Seringkali orang mengira bahwa pengampunan adalah anugerah yang hanya diberikan kepada orang yang berbuat salah.
Tapi, pengampunan juga merupakan anugerah bagi orang yang dirugikan.
Ketika mengatakan, “Saya memaafkanmu,” yang kamu katakan adalah, “Saya mengakui bahwa Anda bersalah kepada saya dan memerlukan pengampunan. Saya memilih untuk memaafkan Anda."
Saat menghadapi suatu masalah, lihat masalah tersebut pada saat ini, jangan dikaitkan dengan masa lalu.
Komentar kasar dari rekan kerja hari ini bukanlah validasi atas komentar kasar yang kamu alami di masa lalu.
Rekan kerja tersebut tidak mengetahui masa lalu kamu dan tidak sengaja mencoba menambahkannya.
Mungkin dia sedang mengalami hari yang buruk. Mungkin dia mengkhawatirkan sesuatu yang tidak ada hubungannya denganmu.
Belajarlah untuk memisahkan apa yang terjadi sekarang dengan apa yang terjadi dulu. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News